Syaikh Jumadil Kubro, Makam Troloyo dan Punjer Walisongo
Perjalanan menuju Makam Syaikh Jumadil Kubro hanya memakan waktu sekitar satu jam. Kami tiba di lokasi pada pukul 13.00 WIB. Untuk menuju ke lokasi makam, para peserta khazanah putri harus naik ojek, sedangkan peserta putra jalan kaki dari parkiran menuju area makam.
Tak menunggu waktu lama, pembacaan tahlil pun segera dimulai dengan Agus H. Izzul Maula Dhiyaullah sebagai pemandunya, yang dilanjut pembacaan do’a oleh K.H. Melvien Zainul Asyiqien. Selanjutnya, Ibu Nyai Hj. Zakiyyah Miskiyyah beserta para Dzurriyyah Al-Mahrusiyah masuk ke dalam cungkup Makam Syaikh Jumadil Kubro dan melakukan do’a bersama yang dipimpin oleh K.H. Reza Ahmad Zahid.
Saat keluar dari area makam, ternyata gerimis tipis menyambut para peziarah. Kami pun segera menuju parkiran dengan naik ojek (bagi santri putri) dan jalan kaki (bagi santri putra). Agenda sholat jamak taqdim pun di-cancel dan diganti menjadi sholat jamak ta’khir yang akan dilaksanakan di tujuan selanjutnya, yaitu Makam Syaikhona Kholil Bangkalan, Madura.
Sekilas tentang Makam Troloyo dan Syaikh Jumadil Kubro yang dijuluki Punjer Walisongo
Makam Syaikh Jumadil Kubro terletak di Makam Troloyo, Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Setidaknya terdapat 18 makam lain di makam Troloyo (selain Syaikh Jumadil Kubro), diantaranya:
- Makam Tiga (Kubur Telu)
- Makam Patas Angin
- Makam Endang Roro Kepyur
- Makam Tumenggung Satim Singgomoyo
- Makam Sunan Ngudung
- Petilasan Walisongo
Adapun makam yang terletak dibelakang tembok pembatas kompleks makam, yaitu:
- Makam Syaikh Rokhim
- Makam Syaikh Zaelani
- Makam Syaikh Qohar
- Makam Mbah Rembyong
- Makam Kencono Wungu dan Anjasmoro Kencono Wungu
- Makam Tujuh (Kubur Pitu) yang terdiri dari: Noto Suryo, Noto Kusumo, Gajah Permodo, Noyo Genggong, Sabdo Palon, Emban Kinasih dan Polo Putro
Syaikh Jumadil Kubro atau Sayyid Jumadil Kubro merupakan Ulama’ dari Samarkhand. Beliau dijuluki sebagai Punjer Wali Songo karena banyak Wali yang menemani Syaikh Jumadil Kubro saat di tanah Jawa, dan semuanya mempunyai hubungan keluarga, mulai dari cucu hingga cicit, diantaranya adalah Sunan Ampel, Sunan Drajat, Sunan Giri, Sunan Kalijaga dan Sunan Gunung Jati.
Wallahu a’lam.
Baca perjalanan Khazanah 2024 selanjutnya di https://elmahrusy.id/5583-2/