Memasuki Bulan Dzulhijah, selain identik dengan Hari Raya Idhul Adha atau hari raya qurban juga identik dengan Hari Tasyriknya. By The Way, apa aitu Hari Tasyrik? Dilansir dari laman web UICI, Tasyrik dalam Bahasa Arab berasal dari kata Syarraqa yang artinya matahari terbit atau menjemur sesuatu. Asal usulnya karena, pada zaman dahulu orang Arab memiliki tradisi menjemur daging hewan qurban untuk dibuat dendeng pada Hari Tasyrik.
Hal ini juga selaras dengan keterangan dalam web Kementrian Agama RI, dari laman tersebut dijelaskan bahwa Hari Tasyrik atau tiga hari setelah hari raya idhul adha tepatnya tanggal 11,12, dan 13 Dzulhijah menurut ahli bahasa dan ahli fiqih merupakan hari daging-daging kurban didendeng atau dipanaskaan dibawah terik matahari.
Kemudian yang menjadi tanda tanya berikutnya adalah, mengapa pada Hari Tasyrik tidak diperbolehkanm puasa? Kemusykilan ini telah terjawab dalam hadis Rasulullah SAW yang artinya:
“Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah,”
(HR Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i)
Keterangan ini juga didukung oleh hadis yang diriwayatkan Imam Bukhori yang berbunyi:
“Dari Ibnu Umar R.A, keduanya berkata “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan kurban ketika menunaikan ibadah haji”.
(HR. Bukhari, no. 1859)
Dari periwayatan dua hadis diatas, telah diketahui mengapa pada Hari Tasyrik itu dilarang untuk berpuasa. Alasannya tak lain karena Hari Tasyrik merupakan hari raya umat Islam untuk makan, minum, dan mengingat Allah. Oleh sebab itu, terdapat beberapa keutamaan yang dapat diamalkan umat muslim pada Hari Tasyrik, diantaranya yang pertama menyembelih hewab qurban.
Yang kedua mensyukuri nikmat makan dan minum, karena dijelaskan dalam hadis Riwayat Abu Hurairah RA, beliau berkata:
“Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah untuk mengelilingi Kota Mina dan bersabda, Janganlah kamu berpuasa pada hari tasyrik karena ia merupakan hari makan, minum, dan berdzikir pada Allah.”
Kemudian, keutamaan yang ketiga yakni berdzikir dan bertakbir. Keempat, membaca do’a terutama do’a sapu jagad untuk memohon keselamatan dunia dan akhirat seperti yang dilakukan Rasulullah SAW ketika sedang wukuf pada Hari Tasyrik, beliau sedang berdo’a dan diabadikan dalam Surah Al-Baqarah ayat 201 yang artinya:
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Wallahu a’lam.