Adab Melayani Tamu
Bersilaturahmi, berkunjung sekadar mengukuhkan tali persaudaraan seiman sepertinya memang sudah menjadi tradisi yang tetap eksis di Indonesia hingga saat ini. Terlebih di Indonesia yang mayoritas beragamakan Islam; didalamnya sangat dianjurkan menjaga ikat tali silaturahmi. Apalagi bersilaturahmi memiliki manfaat yang berlimpah, dari bisa menjadikan rekan kerja ketika sedang susah dalam hal pekerjaan sampai bisa memperpanjang usia manusia.
Dengan demikian perlu sekali wawasan tentang adab ketika ada tamu, agar keberadaan kita benar-benar menyenangi bukan mengganggu. Sebab itu penulis kali ini merangkum 6 adab yang harus dilakukan ketika didatangi oleh tamu. Mari kita simak bersama.
1. Terimalah tamu dengan wajah yang berseri-seri
Siapa sih yang ga seneng ketika kita dapat respond manis dari shohib baik kita? Saya yakin, mayoritas anda merasakan kesenangan dan merasa nyaman dengan sindrom senyum yang diberikan oleh lawan interaksi kita. Apalagi teman baik kita sangat friendly bahkan kocak, serasa tak mau cepat-cepat pisah dengannya. Oleh sebab itu, ga mungkin banget kita membalasi semua itu dengan kecuekan.
Yaa walau yang mengunjungi kita tak pasti orang yang amat cair, namun kalau kita mampu membawa suasana, sebenarnya bisa saja menjadi awal keakraban dari jalinan pertemanan. Terlebih kalau kita pasang raut wajah senyum yang berseri-seri terhadap tamu, maka senyum itu secara otomatis akan menular. Kemudian tamu merasa tertarik dan perlahan membuat tamu menjadi terbuka.
Sebagai catatan, bila tamu datang dalam keadaan psikologis teman-teman kurang baik, maka segeralah meminta tamu untuk menunggu sebentar, lalu tenangkan dan netralkan kondisi emosi teman-teman.
2. Berikan tamu dengan jamuan yang istimewa
Salah satu alasan penting kenapa teman-teman harus menjamukan tamu sebaik mungkin, karena makanan yang anda sajikan nantinya tidak ada hisabnya di akirat nanti. Jadi apapun yang anda makan sebenarnya akan diperhatikan betul di akhirat, namun ketika anda menyajikan makanan dan minuman untuk tamu, maka akan dibebaskan dari penghisaban. Sebab itu, hal ini patutnya menjadi kesempatan untuk bisa memberikan makanan dan minuman yang enak nan nikmat, karena disana terjamin kebersihan asupan serta kaya dengan barokah.
3. Bila ada tamu, segera tinggalkan segala kesibukan
Memang terkadang keberadaan tamu tidak terdug-duga, bahkan sering kali datang disaat wktu yang tidak tepat, bila demikian maka tinggalkan semua kesibukanmu. Hal ini dikhususkan ketika anda didatangi tamu yang derajat atau mempunyai jabatan yang lebih tinggi daripada anda. Tinggalkanlah pekerjaanmu sepenting apapun. Bila memang pekerjaanmu tidak bisa ditinggalkan, mintalah izin untuk melayaninya sambil mengerjakan pekerjaan.
4. Jangan tinggalkan tamu sendiri
Bila teman-teman melakukan hal semacam ini, sungguh perbuatan ini sangat menyakitkan tamu. Karena terkadang tamu sengaja bertamu sekedar ingin menghibur dan merekatkan ikatan tali silaturahmi, niatnya bersih untuk meningkatkan persaudaraan. Kemudian tiba-tiba anda tinggalkan tamu begitu saja tanpa memberi kabar apapun, sama saja anda telah menyia-nyiakan barokah, serta menyakiti saudaramu sendiri.
5. Gantian bertamu
Didatangi seorang tamu sendiri dapat menimbulkan kebahagiaan lebih bagi shohibul bait, apalagi sesama muslim saling membalas silaturahmi -secara bergantian mertamu-, keduanya akan merasa diperhatikan, dihormati dan dihargai karena kunjungannya yang lalu mendapat balasan.
Hal semacam ini juga yang diconthkan para ulama dan guru-guru kita sekarang ini. Sering sekali di sosial media menampilkan sosok ulama yang sedang bersilaturahmi, sungkeman, bahkan berpelukan. Bila kita perhatikan seksama, pemandangan ini sangat indah dan menjadi motivasi sendiri bagi santri-santrinya.
Namun, teman-teman sekalian jangan pernah ada harapan sedikitpun ditamui balik bila orang yang anda kunjungi derajat atau jabatannya lebih tinggi daripada anda.
6. Hantar tamu hingga depan gerbang
Terakhir, penting namun sering dilupakan atau diremehkan oleh orang kebanyakan, ialah mengantarkan tamu hingga ke depan gerbang. Memang hal semacam ini amat sepele, akan tetapi memiliki imbas yang luar biasa. Disana sang tamu merasa benar-benar diperhatikan dan dimuliakan, tatkala ia bawa kebahagiaan hingga sampai ke rumah. Sebab itu, siapapun yang mendapat perlakuan semacam ini, membuat insan terus-menerus ingin bersilaturahmi.
Oleh: Iwan Nur
Referensi: Kitab Attahliyatu Wattarghib Fiittarghib Wattahdzib