web analytics

Alam Adalah Teman Bukan Bahan Kekayaan

Alam Adalah Teman Bukan Bahan Kekayaan
0 0
Read Time:4 Minute, 48 Second

            Alam dan manusia ibarat kendaraan dengan roda, keduanya tidak akan bisa berjalan jika tidak saling menyatu, layaknya alam menjaga manusia dengan memberikan oksigen, tanah yang subur dan berbagai macam tumbuhan untuk bertahan hidup,  Manusia pun seharusnya juga bisa melestarikan alam, menyeimbangkan ekosistem dan melindungi  dari kerusakan, sesuai dengan Al-Qur’an surat Al-Qashas ayat 77

“ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ”

               “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. “

                Firman Allah diatas tampaknya belum menyadarkan manusia sepenuhnya, jika dicermati pada akhir-akhir ini banyak kerusakan di muka bumi  justru karena ulah tangan-tangan manusia yang gila akan kekayaan diri, sedangkan Sang Pencipta alam telah memberikan rizki dan anugrah dalam setiap diri manusia, kesempurnaan fisik yang lebih baik daripada makhluk-makhluk di dunia dan memberikan mandat sebagai khalifah,

وَهُوَ ٱلَّذِى جَعَلَكُمْ خَلَٰٓئِفَ ٱلْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَٰتٍ لِّيَبْلُوَكُمْ فِى مَآ ءَاتَىٰكُمْ ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ ٱلْعِقَابِ وَإِنَّهُۥ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌۢ

Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebagian kamu atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-An’am ayat 165)

               Memang manusia diperbolehkan memanfaatkan alam, tapi semua itu masih dalam batas semestinya dan sewajarnya, jika seorang manusia over eksploitator itu termasuk perilaku yang tak bernorma, seiras dengan kaidah fikih,

الحاجة تقدّربقدرها

            “Kebutuhan itu sesuai dengan kadarnya”

Karena jika perilaku over eksploitator terus dilakukan dapat berakibat buruk bagi lingkungan secara global, semisal menebang pohon secara liar dapat menimbulkan kualitas udara memburuk, pembangunan industri secara besar-besaran mengakibatkan global warming yang berkepanjangan, akhirnya terjadi kerusakan lingkungan hidup dan keteraturan iklim meredup. Siklus hidrologi pun  mulai tidak seimbang, imbasnya pergeseran musim tidak teratur, kualitas udara serta oksigen juga turun. Bisa saja kita tidak lagi melihat birunya langit, hijaunya daratan dan merasakan udara sejuk.

               Manusia perlu merubah pandangan dalam pemanfaatan alam yang lebih elegan yaitu selalu berwawasan lingkungan, Syeikh Nuruddin Ali jum’ah, dalam kitab Al-Bi’ah wa al-huffadz alaiha min mandzuri islamiy berkata:

Alam bukanlah sebagai bahan makanan yang selalu dieksploitasi secara terus menerus tanpa memperhatikan keberlangsungan itu sendiri”

Prinsip cinta lingkungan merupakan suatu hal yang perlu ada di hati manusia, dengan pandangan bahwa pohon, batu, air dan sebagainya, itu semua juga menyembah kepada Allah Swt,  sebagai sesama makhluk Sang Pencipta, manusia digugah untuk merawat, mencintai serta melestarikan alam dan seisinya. Nabi Muhammad dalam banyak kesempatan memberikan ajaran dan contoh kepada manusia untuk selalu memiliki rasa cinta terhadap sesama makhluk. Rasa cinta ini pernah diungkapkan oleh Nabi tatkala memandang Gunung Uhud sembari berkata:

 

هَذَا جَبَلٌ يُحِبُّنَا وَنُحِبُّهُ­

   ” Ini Gunung (Uhud) yang mencintai kita. Dan kami mencintainya”

               Dalam Buku Bi’ah Progresif, Menuju Manusia Berkesadaran Lingkungan , diterangkan bahwa Agama Islam telah merumuskan tentang 4 tindakan yang menjadi sebab rusaknya keseimbangan alam, diantaranya Taghyir ul Khalqi, Zhulm serta  inhiraf ‘anil mizan al-kauniy.

Pertama, Taghyir ul Khalqi adalah perilaku yang dapat merusak keseimbangan alam, dalam kajian ini adalah campur tangan manusia terhadap fungsi alamiah dari apa yang diciptakan oleh Allah, seperti api yang berguna untuk memasak makanan, merebus air dan menghangatkan tubuh, malah disalahgunakan untuk membakar hutan secara berlebihan demi terwujudnya lahan pemukiman dan ujung-ujungnya karena menginginkan uang milyaran. Padahal Sang Murobbi menciptakan matahari, bulan, batu, api dan makhluk-mahluk lain untuk menjadi ibrah serta kemanfaatan, jika sampai manusia merubah kegunaan ataupun menurunkan daya guna sungai, pohon dan sebagainya, itu adalah sebuah keniscayaan.

Kedua  Zhulm,  merupakan sebuah aktifitas yang keluar dari norma-norma umum. Dalam kaitannya, pelaku zhulm dapat menyakiti diri sendiri maupun menyakiti orang lain, Imam Mawardi mengatakan:

                                                                                    اَلظُلمُ هُوَ وَضْعُ الشَىءِ فِي غَيْرِ مَحَلِّهِ

Zhulm adalah menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya”

Dari dawuh diatas, dapat diartikan bahwa perusak lingkungan, pembalak liar, pembuang sampah dan limbah industri ke sungai bisa dikategorikan sebagai perilaku zhulm, jika seorang manusia memiliki hati nurani yang baik, tentunya mereka tak akan berani melakukan hal ifsad, lebih-lebih sampai   membawa bencana bagi banyak manusia.

Ketiga, Inhiraf ‘anil mizan al-kauniy, artinya mengabaikan keseimbangan alam, Allah telah menciptakan apapun di jagat raya ini sesuai dengan kadar kebutuhan manusia, dengan tujuan agar dapat memanfaatkannya secara proporsional, dalam Surat Al-Hijr ayat 19 dijelaskan

وَٱلْأَرْضَ مَدَدْنَٰهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَٰسِىَ وَأَنۢبَتْنَا فِيهَا مِن كُلِّ شَىْءٍ مَّوْزُونٍ

 

Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.

Jadi, mulai sekarang hematlah dalam menggunakan sumber daya di dunia ini, bisa dimulai dengan hal-hal kecil, seperti tidak terlalu larut dalam penggunaan barang elektronik, sering-seringlah naik kendaraan umum agar bensin dan solar dapat diminamilisir serta banyak lainnya.

Maka dari itu, perlunya perilaku cinta lingkungan terus digalakkan, bukan hanya mengetahui tentang definisi-definisi dari cabang ilmu pengetahuan alam yang beribu-ribu banyaknya, akan tetapi dari segi hidup bermoral dengan lingkungan masih nihil, ini yang harus diubah, karena sejatinya manusia hidup bersahabat dengan alam.

Wallahu A’lam.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like