قال محمد هو بن مالك * احمد ربي الله خير مالك
Siapa yang tidak mengenal sebaris nazhom kharismatik ini? Tentu kaum sarungan sudah mengenal akrab dengan nazhom yang ditulis oleh ulama hebat, Imam Muhammad bin Abdillah bin Malik, asal Spanyol: Nazhom Alfiyah.
Nazhom ini penuh dengan keistimewaan di setiap baris baitnya. Lihat saja, bagaimana Imam Malik memulai nazhom ini dengan sangat berbeda dari nazhom kebanyakan. Beliau memulainya dengan lafaz قال yang merupakan sighot fi’il madhi yang menunjukkan kecerdasan yang dimiliki Imam Malik karena pada saat menulis, bait-bait nazhom itu sudah tersimpan rapih di ingatannya.
“Katanya Alfiyah itu banyak cobaannya?”
Ungkapan seperti itu sering diungkap para santri yang beranjak ke jenjang atas. Apa benar?
Dalam menuntut ilmu, pasti ada yang namanya cobaan, ujian, dan godaan. Seperti kiriman telat, sakit-sakitan, dibully, barang hilang, ta’ziran, sampai godaan ajnabiy. Perkara hati ya kan nggak mungkin prosesnya lurus terus kayak tiang listrik. Nggak ada kesannya sama sekali. Konon, dahulu pun Imam Malik pernah diuji terpikat dengan paras Putri Raja Spanyol yang sangat menawan dengan notabene jelas bukan Islam. Dengan status Imam Malik yang sudah memiliki banyak santri, rela menggembala babi demi mendapat restu cinta dari Sang Raja, ayah dari Putri Spanyol itu. Kalian bisa bayangkan, betapa seorang ulama besar seperti Imam Malik bisa menjadi budak cinta yang hina.
Dari demikian banyak mempercayai bahwa Alfiyah banyak ujiannya, tapi banyak yang mempercayai juga bahwa setelah selesai Alfiyah bisa dapat hal yang indah, seperti mendapat jodoh yang diidam-idamkan. Maka dari itu, buat teman-teman yang sedang mempelajari Alfiyah ini bisa sampai tamat. Aamiin.