مُحَرَّمٌ adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah. Kalender Hijriah tersebut dimulai pada masa khalifah Umar Bin Khattab. Pada sistem kalender hijriyah sendiri tidak sama dengan sistem kalender Masehi, pada umumnya sebuah hari dan tanggal dimulai atau dihitung pada pukul 00:00, sedangkan dalam kalender Hijriyah sendiri perhitungan hari dan tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari atau memasuki waktu magrib.
Dalam sejarahnya, bulan Muharram merupakan salah satu di antara bulan-bulan yang mulia, oleh karena itu pada bulan Muharram diharamkan untuk berperang. Bukan hanya itu, bulan muharram memiliki keistimewaan tersendiri, Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir terdapat keterangan berikut:
“Dinamakan bulan Muharram karena bulan tersebut memiliki banyak keutamaan dan kemuliaan, bahkan bulan ini memiliki keistimewaan serta kemuliaan yang sangat amat sekali dikarenakan orang arab tempo dulu menyebutnya sebagai bulan yang mulia (haram), tahun berikutnya menyebut bulan biasa (halal).”
Dalam bulan Muharram dianjurkan melakukan beberapa amalan sunah. Yang paling utama adalah di anjurkan membaca doa awal tahun dan akhir tahun, doa akhir tahun dibaca sebelum maghrib pada tanggal 30 Dzulhijjah, sedangkan doa awal tahun dibaca ba’da maghrib pada tanggal 1 Muharram. Berikut doa akhir tahun dan awal tahun Hijriyah:
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ
“Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”
Amalan berikutnya, yaitu puasa Asyura, puasa Asyura memiliki beberapa keutamaan salah satunya adalah menghapuskan dosa-dosa kecil setahun lalu. Rasulullah SAW bersabda:
“Puasa Asyura, aku berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa-dosa setahun yang lalu” (HR.Muslim).
Asyura sendiri jatuh pada tanggal 10 Muharram yang bertepatan pada tanggal 6 juli 2025.
Lalu amalan selanjutnya sholat sunnah yang terdiri dari empat rakaat, yang dilaksanakan pada 10 Muharram. Setiap rakaatnya membaca surat Al-Fatihah dan surat Al-Ikhlas sebanyak 15 kali. Dan membaca tasbih (سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر) sebanyak 75 kali.
Oleh: Vika