Artificial Intelligence (AI) Masa Kini
Tak bisa dipungkiri jika zaman sekarang banyak menawarkan teknologi yang serba instan, bahkan tak bisa dihindarkan lagi dari manusia. Hal seperti ini banyak menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Teknologi diartikan sebagai sebuah sistem yang mampu memudahkan pekerjaan manusia. Sebenarnya, secara rasional, teknologi bekerja layaknya manusia namun juga dikendalikan oleh manusia itu sendiri.Terlepas dari kegunaan teknologi yang banyak membantu pekerjaan manusia, teknologi juga memberikan banyak pengaruh dalam kehidupan manusia. Namun dari kalangan manusia sendiri terkadang kurang mengetahui apa, bagaimana, dan dampak penggunaan sebenarnya diciptakannya teknologi tersebut.
Ketika Artificial Intelligence semakin berkembang, banyak ilmuwan yang khawatir akan akan terkikisnya pekerjaan manusia. Stephen Hawking mengungkapkan bahwa AI merupakan awal dari kepunahan ras manusia. Begitu juga elon Musk seorang kritikus yang paling keras terhadap munculnya teknologi AI. Artificial Intelligence (AI) sudah tak asing bagi masyarakat.
Dalam Bahasa Indonesia, AI disebut dengan Kecerdasan Buatan. Melansir dari Technopedia (3/10/20), AI merupakan bidang yang menekankan penciptaan mesin cerdas yang bekerja dan bereaksi seperti manusia. AI telah menjadi bagian penting dari industri teknologi.
Seperti apakah AI ?
Ketika ratusan buku hadir dalam waktu sepuluh tahun lalu bahkan bertahun-tahun lalu, kemudianbuku yang baru lahir dan baru kita baca belum tentu kita bisa menganalisa, mengapa perusahaan bytedance yang mempunyai tiktok bisa meledak di dunia, bahkan bisa dikonsumsi oleh semua kalangan, apakah kalian tahu mengapa?
Disini kita akan menjelaskan bagaimana artificial intelegent mendasari pembuatan aplikasi tiktok yang memacu adrenalin zhang yiming yang berusia di bawah 25 tahun mempelajari hanya dalam waktu 3 tahun sebelum diluncurkan 2 tahun yang lalu (2017), jadi sudah 7 tahun perjalanan aplikasi ini diciptakan oleh pria berasal dari china yang juga mendirikan perusahaan ByteDance. Yiming mengubah atau dalam bahasa sceincenya meng-engineering minat seseorangmelewati aplikasi tersebut. Aplikasi ini yang menurut penulis berbeda dengan yang lain, karena aplikasi ini bergerak atas kemauan aplikasi itu sendiri bukan atas kemauan pasar.
Kehadiran tiktok sendiri sangat mengejutkan Microsoft, yang mana sekarang Microsoft menjadi leader di dunia teknologi, mereka tidak faham mengapa tiktok bisa seperti itu padahal kalian tau bagaimana psikological engineering itu bisa dilakukan dan ini artinya bisa mengarahkan manusia kemana saja dan menurutimaunya platform tersebut.
Ketika artificial intelejen mengawal setiap individu yang begitu kita download aplikasi tersebut menarik perhatian kita dengan menampilkan banyak konten-konten entah itu inspiratif, edukatif, religious dan video yang beredar baik sedih, susah, lucu, normal sampai abnormal tersaji dengan rapi di beranda aplikasi tiktok. Mulai saat itulah data kalian pihak perusahaan yang menciptakan aplikasi tersebut punya, bukan data tanggal lahir, alamat email, alamat rumah, kalau seperti itu ah sudah kuno karena dunia sudah tidak butuh itu, mereka sudah punya semua sejak dulu.
Renungkan ketika kalian sok-sokan mau bermain teknologi digital atau lebih tepatnya bersinggungan langsung dengan teknologi digital namun tak tau bagaimana cara kerja teknologi tersebut. Lupakan anda ketika menggunkan teknologi hanya sebatas untuk mendapatkan email, atau nomor kontak, itu ketinggalan 10 tahun gaes, jaman facebook, instagram, twitter dan google mereka sudah mengambil data-data kita tanpa kita sadari. Namun, untuk saat ini yang diambil bukan hanya data-datanya tapi juga psikological factornya seperti minat, passion, interest, focus, harapan, impian, kemarahan, kerinduan, bahkan cinta. Semua terekam tanpa kita tau! oleh karena itu banyak Negara menganggap bahwa tiktok adalah alat intelejen, dan menurut penulis itu sedikit ada benarnya.
Sayangnya hal seperti ini di Negara kita banyak yang tidak faham baik masyarakat bahkan pejabatnya. Kalian tahu mengapa? ya karena tidak pernah membaca buku, tidak pernah diskusi, tidak ada yang bertindak, dan itulah mengapa Indonesia persis tak berubah sama sekali selama 20 tahun terkahir atau bahkan 40 terakhir. Makanya banyak perusahaan negeri yang betah menjalankan untungnya menjalankan bisnis di Indonesia.
Kontroversi Santri dan Teknologi
Ketika semua pansos, ingin viral, tapi menggunakan cara yang cukup ekstrem. Degradasi moral yang ada pada diri seorang terutama santri sekarang semakin buruk. Banyaknya konten negatif yang beredar, membuat seorang kehilangan akal sehat hanya untuk sebuah kesenangan semata, kepuasan hati tanpa memikirkan kontroversi yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Begitu juga yang terjadi di kalangan para santriwan dan santriwati, banyak sekali beredar video-video yang menunjukkan mereka santri namun tak berperilaku seperti layaknya santri yang terkenal dengang ketawadlu’annya, kesederhanaanya, dan tingkah lakunya. Sebenarnya, semua media sosial banyak madhorotnya. Namun selain sisi negatif media social jugatak terlepas dari adanya sisi positif. Seperti yang sudah diketahui oleh kalian bahwa media sosial juga menjadi alat pertemanan, ladang bisnis, bahkan pencarian pendamping hidup. Maka semua tergantung dengan diri kita sendiri, semua juga kembali ke diri kita sendiri, entah itu baik atau buruknya kita harus terima konsekuensinya.
Sebagai santri, kita saja belum bisa menjaga muru’ah kita selayaknya.Lalu bagaimana yang tidak mendapatkan asupan ilmu agama, baik akhlak, tauhid, fikih, bahkan nahwu dan shorof. Bukan berartipenulis merasa paling benar, bukan. Karena, toh, penulis sepakat dengan sepenggal kata Pidi Baiq, “kalau kamu benar, jangan merasa paling benar. Aku saja kalau salah, tidak merasa paling salah.”. Lalu bagaimana dengan kalian?.
Oleh : laelizakia