Read Time:1 Minute, 57 Second
Korupsi, pertikaian dan teror merupakan ancaman-ancaman yang dapat merusak pertahanan negara dan keamanan nasional. Hal ini membutuhkan pertahanan dan persatuan bangsa dengan cara yang tepat. Bela negara adalah salah satu caranya. Bela ngara merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara, sikap bela negara perlu dimiliki guna menghadapi ancaman- ancaman seperti diatas.
Bela negara bisa dilakukan secara fisik maupun non fisik. Kita sebagai santri era modern seharusnya sadar akan hal itu. Salah satu faktor terjadinya ancaman-ancama seperti diatas karena timbulnya pemikiran-pemikiran radikalis yang disebabkan oleh penangkapan informasi yang salah dari media online yang beum terbukti kebenarannya.
Sebagai santri era millenial kita harus pintar-pintar dalam menyaring sebelum sharing informasi dari media online. Jangan mau terseret arus yang membuat kita malah terjerumus. Nah, kembali lagi ke bela negara. Bela negara yang akan dibahas disini ialah bela negara ala santri. Seperti yang kita ketahui, bahwa santri adalah seseorang yang cenderung agamis, maka dari itu dizaman yang serba modern ini, kita (santri) dituntut untuk tetap syiar agama dengan mengandalkan teknologi dan mengikuti perkembangan teknologi. Jangan sampai malah sebaliknya.
Istilah Fiqihnya, “AlMuhafadzotu ‘ala Qodimi Sholih wal Aqdu Biljadidi Aslah” menjaga tradisi lama yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik.
Ditengah maraknya arus informasi yang terus mengalami pergerakan, kita dituntut
untuk berperan aktif memajukan bangsa dengan berkarya sebagai penangkal agar tidak mudah
terjerat arus radikalis, serta dapat menangkal pengaruh budaya yang tidak sesuai dengan
norma- norma kehidupan bangsa Indonsia.
Sebagai Santri yang sesuai ialah berkarya melalui tulisan, menebarkan ilmu-illmu yang diperoleh dipesantren dikemas menjadi sebuah konten media sosial kemudian disebarluaskan kepada para netizen. Sebelum itu juga harus menumbuhkan sikap literasi yang mencakup membaca dan menulis yang sudah mulai terkikis.
Banyak dari kalagan muda yang tak terkcuali santri yang kurang memiliki minat terhadap bidang literasi, karena lebih memilih informasi dari media sosial yang belum tentu bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya dan hal itu dapat mempengaruhi pola pikir santri yang cendrung agamis menjadi terkikis.
Padahal sejak agama islam mengajarkan umatnya untuk aktif dalam literasi, melalui ayat pertama dan ketiga yang diturunkan ke Bumi ini sudah jelas bahwa kita diajak untuk melek literasi, Iqro’ : Bacalah dan Alladzi ‘alama bilqolam : Mengajari manusia dengan pena. maka seyogyanya melalui literasi ini kita bela negara beri konten positif kepada netizen dengan nilai-nilai luhur ala pesantren. Sekian Wallohu A’lam.
Penulis: Arina Dhiya’ul Husna, Santri Putri P3 HM Al-Mahrusiyah.
Elmahrusy Media Merupakan Wadah literasi dan jurnalistik bagi santri, alumni dan pemerhati Pondok Pesantren Lirboyo HM Al-Mahrusiyah
Happy
2
100 %
Sad
0
0 %
Excited
0
0 %
Sleepy
0
0 %
Angry
0
0 %
Surprise
0
0 %