Manusia adalah makhluk sosial. Setuju atau tidak, hal itu memang benar adanya. Karena pada dasarnya kita pasti membutuhkan bantuan, entah dari siapa, di mana, dan kapan saja. Di pesantren, kita lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman. Kita terbiasa mengartikan teman dengan orang yang kenal dan akrab dengan kita. Tapi bagaimana menurut kitab salaf?
Penulis menemukan arti pada teman pada salah satu syarah nadzom fan nahwu ternama, yakni dari Nadhom al-Imrithy karya as-Syeikh al-Alamah Syarifuddin Yahya al-Imrithi, bahwa:
(صديق) وهو مممن بفرح لفرحك وبحزن لحزنك وضده العدوو والخليل من بفرح لفرحك ويحزن لحزنك الخ
Disini kita bisa memahami bahwa teman صديق adalah orang yang merasa bahagia, ketika kita bahagia dan merasa sedih ketika kita sedih. Begitu pun untuk kekasih (الخليل) , ia adalah seseorang yang merasa bahagia ketika kita bahagia dan merasa sedih ketika kita sedih dan dimana rasa itu (sayang/ cinta) merasuk di setiap anggota tubuhnya.
Sedikit berbeda dengan الخليل yang bermakna kekasih lebih memiliki arti mendalam rasa cintanya, hingga rela mengorbankan hartanya untuk yang ia cintai, dan untuk الصحب merupakan orang yang sudah lama mengenal kita الصحب juga merupakan panggilan atau bahasa umum untuk teman dekat.
Tak hanya Imrithy yang menjelaskan tentang teman. Pada kitab At-Tahliyah Wa At-Targhib karya Sayyid Muhammad juga dijelaskan bagaimana kita bertata krama dengan teman, seperti pada bab الخوة والأ حدقاء yang tertulis:
“وحبك بهم ما تجب نفسك وتغا فلك عن بعض هفوا تهم وعفوك عن بعض زلاتهم طلبا لبقا ئهم”
“Cintai dia seperti kamu mencintai dirimu sendiri, dan hilangkanlah sebagian kesalahannya, dan maafkanlah sebagian kecerobohannya karena untuk mempererat (hubungan) persahabatan.”
Bahkan dalam goresan mulia al-Qur’an juga dijelaskan tentang hubungan antar manusia dan sekaligus menjelaskan tentang anjuran menjaga hubungan tersebut, hal ini terkandung dalam surat al-Hujurat ayat 10, berikut redaksinya:
انم المو منون اخوة فاصلحوا بين اخوكم واتقوالله لعلكم ترحمونز
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertawakal kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”
Bukankah sudah jelas bahwa manusia adalah makhluk spesial Allah yang diciptakan untuk memiliki sifat sosial. Penulis juga mengambil kesimpulan bahwa teman, sahabat, dan keluarga sangatlah penting bagi kita. Maka dari itu, hargai mereka walaupun itu hal yang sepele. Karena sesuatu yang kecil juga memiliki akibat atau hasil yang besar.
Sekian.
Oleh: Asia Jasmine Puan