web analytics

Belajar dan Rekreasi di Museum Bekasi

Belajar dan Rekreasi di Museum Bekasi
0 0
Read Time:2 Minute, 25 Second

Bekasi, Elmahrusy Media.

Jum’at, (19/04) kali ini kami bersinggah di Gedung Juang Bekasi atau yang lebih dikenal dengan Museum Bekasi. Museum yang bertempat di Jalan Raya Sultan Hasanudin No 39, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi ini tampak ramai, meski di waktu sore sekalipun. Buka di hari selasa sampai minggu, mulai pukul 09.00 sampai pukul 16.00 ini ternyata tidak dipungut biaya sepeser pun alias gratis.

Sebagaimana waktu kami ke sana, di loket masuk, kami hanya ditanyai asal dan tujuan apa. Setelah itu, kami mulai menyusuri sudut demi sudut museum berlantai 2 tersebut.

Di dalam sana, banyak sekali yang bisa di pelajari. Di ruang depan, ada semua profil bupati Bekasi dari masa ke masa, seperti profil KH. Noer Ali, H. Wikanda Darmawijaya, Eka Supria Atmaja S.H., Dr. Neneng Hasanah Yasin, juga lainnya.

Selain itu, kita juga disajikan dengan peta sebaran situs penting masa akhir pra sejarah dan masa awal sejarah di wilayah Jakarta, Jawa Barat, dan Banten. Tidak hanya itu, situs dan prasati juga ditampilkan di sana, seperti prasasti ciaruteun, prasasti kebon kopi 1, prasasti cidanghiang, prasasti muara cianten, prasasti pasir koleangkak, dan lainnya.

Candi-candi pun terlihat disorot sebagai objek yang diunggulkan, seperti candi jiwa, karena memang dalam sejarahnya, di Jawa Barat khususnya di Bekasi masih merupakan daerah kekuasaan dari Kerajaan Tarumanagara, kerajaan tertua kedua di Nusantara setelah Kerajaan Kutai yang berjaya di kisaran abad ke-5 sampai ke-7 masehi.

Sebagaimana sejarah yang ditulis di sana, “bahwa Kerajaan Tarumanagara itu membentang dari Cidanghiang (Banten) hingga Citarum sebagai batas kerajaan sebelah timur. Menurut perkiraan Pleyte, pusat kerajaannya di sekitar sungai Citarum, antara wilayah Batavia dan Karawang. Poerbatjaraka memperkirakan daerah Sungai Bekasi sebagai pusat kekuasaan Kerajaan Tarumanagara, sedangkan Karawang, Bogor, dan Jakarta sebagai wilayah penting Kerajaan Tarumanagara. Dan Purnawarman merupakan satu-satunya Raja Tarumanagara yang dituliskan dalam sumber-sumber yang telah ditemukan, khususnya beberapa prasasti tinggalan kerajaan tersebut.”

Hebatnya, museum itu juga sudah dilengkapi dengan fasilitas modern yang memadai, seperti halnya Hall of Fame sebagai alat bantu untuk melihat seisi museum dalam layer touchscreen yang bisa diakses dengan mudah oleh para pengunjung.

Yang menarik dari sekian banyak situs dan prasasti, adalah Situs Buni yang menjadi hal pokok. Situs yang berisi tentang perkembangan makhluk purba yang bersebaran di daerah Bekasi, seperti halnya yang ditemukan di Babelan. Manusia Purba Buni yang termasuk ke dalam ras Mongoloid itu bisa dengan mudah kita pelajari.

Jika dilihat dari luar, kita butuh waktu lama untuk menyelami setiap sudut demi sudut museum yang begitu luas. Belum lagi tentang Gedung juang yang berada di belakang kanan museum, juga dengan perpustakaannya. Di sana juga tersedia toilet dan mushola, juga ruang publik yang permai rimbun pepohonan dan kolam air yang sangat cocok untuk didatangi oleh semua strata umur. Tidak perlu khawatir tentang masalah perut, di sana sudah banyak menyediakan café, juga para pedagang kaki lima yang ramah kantong tapi tidak mengecewakan rasa.

Suatu pengalaman yang sangat berarti bagi kami. Museum Bekasi, terima kasih!

About Post Author

Aqna Mumtaz Ilmi Ahbati

Penulis Baik Hati, Tidak Sombong, dan Rajin Menabung*
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like