Berani Berpendapat Guna Memecahkan Problematika Umat
Salah satu kegiatan paling bergengsi dan menjadi ciri khas Pondok Pesantren Lirboyo adalah Bahtsul Masa-il. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lajnah Bahtsul Masa-il (LBM) yang merupakan magnet pendidikan dalam memacu para santri mendalami ilmu agama.
Berdasarkan level eventnya, Lajnah Bahtsul Masa-il HM Al-Mahrusiyah Putri membaginya menjadi 3 tingkatan:
1.) Diskusi Mingguan
Kegiatan ini diikuti oleh 4 peserta (2 delegasi wajib dan 2 delegasi giliran) dari masing-masing kelas Madrasah Diniyah (Madin) mulai jenjang Ibtida’iyah sampai Aliyah. Forum diskusi yang dilaksanakan setiap malam senin ini dihadiri pula oleh Dewan Mustahiq dan Dewan Rois sebagai perumus dan pembimbing jalannya diskusi. Adapun pembagian kelompok terbagi menjadi 3, yaitu:
~ Tingkat 4 dan 5 Ibtida’iyah
~ Tingkat 6 Ibtida’iyah dan 1-2 Tsanawiyah
~ Tingkat 3 Tsanawiyah dan 1, 2, 3 Aliyah
2.) Musyawaroh Kubro (Musykub)
Seperti halnya Diskusi Mingguan, Musyawaroh Kubro diikuti oleh 4 delegasi dari masing-masing kelas Madrasah Diniyah. Bedanya, diskusi mingguan dilaksanakan di masing-masing asrama:
Al-Mahrusiyah I (Ar-Rosyidah, Ar-Roudloh dan Al-Utsmany)
Al-Mahrusiyah II (Al Mahda)
Al-Mahrusiyah III (Al-Misky, Al-Asyiqiyah dan Al-Qomariyah)
Sedangkan Musyawaroh Kubro merupakan penggabungan dari asrama-asrama tersebut yang diadakan dua kali dalam satu tahun.
3.) Bahtsul Masa-il Kubro (BMK)
Berbeda dengan kedua forum diatas, peserta Bahtsul Masa-il Kubro (BMK) ini tak hanya intern dari Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah Putri, melainkan diikuti juga oleh delegasi dari seluruh unit Pondok Pesanten Putri di Lirboyo.
Alhamdulillah, pada hari Kamis (25/08/22), Musyawaroh Kubro (Musykub) ke-V berhasil digelar. Acara yang diagendakan oleh Lajnah Bahtsul Masa-il HM Al-Mahrusiyah III Putri ini bertempat di Auditorium SMP Al-Mahrusiyah.
Forum diskusi ini menjadi ajang penempatan keterampilan, kreatifitas dan kualitas intelektual santri di Pesantren.
Berbekal niat dan tekad, para santri dituntut untuk berani mengemukakan pendapat guna memecahkan problematika umat seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Terdapat banyak sekali manfaat yang dapat kita petik dari acara ini, diantaranya:
a. Sebagai penyempurna dan penajam kefahaman santri yang telah didapat pada waktu Madin dan Musyawarah.
b. Melatih penyampaian lisan atas pemahaman yang didapat
c. Menguji kebenaran pemahaman dengan membandingkan pada pemahaman peserta lain
d. Melatih keberanian berpendapat
e. Melatih para santri untuk berpikir kritis dan logis
f. Melatih para santri untuk mempertahankan pendapat
g. Terciptanya stabilitas emosi, sebab salah satu faktor enggan berdiskusi adalah tidak mau menerima pendapat orang lain.
Adapun hal-hal yang harus dipersiapkan sebelum diskusi, antara lain:
a. Niat yang baik
b. Semangat yang tinggi
c. Memurodi / menerjemahkan materi yang akan didiskusikan
d. Paham betul materi yang akan didiskusikan
e. Mengembangkan materi dengan cara membaca syarah
f. Mencari kemusykilan yang terdapat didalam materi
g. Menyimpulkan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti
Berikut ada sebuah kisah tentang Rahasia Ke’aliman Imam Abu Hanifah:
Suatu saat Imam Abu Hanifah R.A ditanya;
“Sebab apa Paduka mencapai derajat seperti sekarang ini (menjadi Imamnya para Ulama’)?”
Kemudian Beliau menjawab:
“Karena saya tidak malu untuk bertanya ketika belum paham, dan tidak sungkan menjawab ketika ditanya”
Sepenggal cerita diatas mungkin dapat kita jadikan teladan dalam mencari ilmu, tak terkecuali dalam bermusyawarah. Dalam satu kesempatan, Bapak Ahmad Effendy Kamaluddin juga pernah berpesan:
“Salah satu ciri orang hebat adalah Dia punya pendapat dan bisa menyampaikannya” Wallahu A’lam.