Beribu-ribu Berkah Dari Istighosah
Banyak sekali Amaliah-amaliah Ahlusunnah Wal Jama’ah yang patut untuk diamalkan, bukan tanpa alasan, dengan semakin kita istiqomah melakukan beberapa amalan, seperti yasinan, tadarusan, tahlilan, tentunya akan membuat seseorang lebih dekat kepada Allah, Sang Penguasa segala ciptaan.
Didalam amalan-amalan tersebut juga terdapat banyak lafadz-lafadz dzikir memuji kepada Allah, semakin mempertegas, bahwasanya nilai-nilai positif lebih banyak dari nilai nilai negative, dalam kitab tanbihul ghofilin juga telah dijelaskan, bahwasanya,
“Dzikrullah adalah suatu bukti adanya iman dan bebas nifak dan banteng dari serangan setan api neraka”
Salah satu amalan yang sering diterapkan dalam pondok kami adalah istighosah, lalu ap aitu istifghosah? Mari kita telaah bersama-sama.
Istighosah secara Bahasa Indonesia berarti minta pertolongan, artinya melafadzkan bacaan-bacaan yang mengandung pujian-pujian kepada Allah, serta dilakukan dengan penuh kekhusyua’an serta penuh keikhlasan, dengan tujuan untuk mendekatkan diri/ bertaqarrub kepada Allah Swt, kita dapat doa-doa yang kita panjatkan mendapatakan ridho dan ijabah dari Allah Swt.
Mengutip keterangan dari Buku Khazanah Aswaja, karangan Tim Aswaja PWNU Jawa Timur, terdapat sebuah keterangan, bahwa Rasulullah juga mengamalkan Istoghosah apalagi ketika beliau dalam keadaan sulit, diantara doa yang sering dibaca Rasulullah adalah:
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata: “Jika menemukan kesulitan, Rasulullah berdoa” Wahai Allah Yang Maha Hidup, Wahai Allah yang maha mengurus segala sesuatu, dengan rahmatmu aku minta pertolongan.” (HR. Tirmidzi dan Al-Bazzar).
Di lingkup Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah, rutinan istighosah meruapakan agenda harian dimulai sekitar jam 3 dini hari, kegiatan ini sudah lama menjadi agenda harian pondok, dalam sejarahnya, awal pelaksanan Istighosah dilakukan seminggu sekali setiap hari Jum’at, kemudian ditambah lagi menjadi seminggu dua kali, yaitu hari Jum’at dan Senin. Tambah lagi menjadi Jum’at, Senin da Rabu, hingga akhirnya pelaksanaannya menjadi setiap hari sampai saat ini. (Disarikan dari Buku Historiografi Al-Mahrusiyah).
Bahkan, terdapat sebuah cerita bahwasanya dulu Yai Imam sendiri yang membangunkan santri-santri untuk melakukan istighosah, dengan nada dan kalimat yang khas, yaitu “Qum sholah…. Qum Sholah…..”.
Selain itu, mengenai bacaan Istighosah itu banyak versinya, sama dengan yang ada di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah, dimana dimulai dengan melakukan Sholat Tahajud, Sholat Sunah Tasbih, Hajat dan witir, kemudian membaca dizikir-dzikir yang disusun oleh beliau Alm. KH. Imam Yahya Mahrus dalam Kitab Sab’ul Munjyat.
Diantaranya ada, Sholawat Nariyah, Sholawat Fatih, Hizb Salamah, Hizb Nashr dan banyak lagi lainnya, terlebih bacaan-bacaan tersebut memiliki faidah-faidah luar biasa, diantaranya, satunya sholawat fatih yang memiliki keutamaan, diantaranya :1. Diampuninya dosa-dosa oleh Allah SWT yang pernah kita lakukan, Meringankan setiap masalah yang dihadapi dan menghilangkan keresahan. Masih banyak lagi faidah-faidah dari bacaan tersebut, sebab itu Istighosah menjadi salah satu cara warga nahdliiyin untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt, Wallahu A’lam.