Berkenalan dengan Tradisi Jawa yang Langka
Gambar Pancen Tradisi Jawa yang langka
Read Time:1 Minute, 58 Second
Lebaran tak melulu tentang Maaf-maafan dan beragam makanan yang berpotensi membuat diabetes dan kalori meningkat. Dibalik itu lebaran menyimpan tradisi menarik seperti yang saya temui selama Dua hari plesiran ke leluhur di Grobogan -sebuah kabupaten di Jawa Tengah- pada 3-4 Mei kemarin meninggalkan beberapa kisah.Tentang tradisi Jawa yang masih dipegang erat dan kuat serta keberadaannya yang hampir musnah. Bahkan saya sendiri baru mengetahuinya, entah karena saya tidak peduli atau memang saking sangkanya tradisi ini:
- Pancen
Semacam makanan yang disajikan pada malam hari raya (dan hari raya dirumah embahku makai penghitungan Aboge, jadi ndak sama dengan pemerintah).
Pancen berisi beberapa menu makanan yang diletakkan diatas tampah (nampan dari bambu) kata eyang disajikan untuk leluhur yang telah meninggal dunia. Menurut eyang lagi, pada malam hari raya para leluhur ‘tilik omah’ maka dihormati dengan disajikannya hidangan ini. Menu makanannya pun disesuaikan dengan makanan faforit para leluhur sewaktu masih hidup dahulu.
Pancen dibiarkan sampe pagi hari buta, secara fisik tentu makanan ini masih utuh, namun menurut kepercayaan eyang, yang dimakan adalah sari-sarinya.
Setelah pagi harinya, bagi yang doyan ada yang memakan, bagi yang tidak doyan diberikan ke hewan peliharaan. - Ngumbah Gaman
Pagi Hari raya, eyang sudah sibuk dengan ‘gaman‘nya yaitu pacul, arit, linggis dkk. Gaman yang berupa alat pertanian itu akan di kumbah (cuci) dengam air kembang yang telah disediakan.
Eyang mengatakan bahwa ngumbah gaman ini adalah reflek alamiah seorang petani untuk menghormati peralatan yang telah membantu jalannya kehidupan selama setahun.
Nah tradisi ini masih kena dilogika, jadi tidak hanya orangnya saja yang fitri, alat penyangga kehidupannya juga harus turut disucikan. - Guyang Sapi
Selain Gaman, hewan peliharaan juga turut dimandikan. Biasanya kita bebersih rumah sehari sebelum hari raya. Tapi untuk hewan peliharaan masyarakat ujung selatan purwodadi ini malah pagi Hari raya sibuk memandikan hewan ternak.
Alasannya juga tidak jauh beda dengan tradsi ngumbah gaman diatas.
Nah, selain tiga tradisi diatas, saya menemukan satu hal menarik, ialah jati alam.
Pohon jati unik dan sangat langka. Bedanya, bila pohon jati biasanya itu ditanam, pohon jati alam ini tumbuh dengan sendirinya. Usianya pun mencapai ratusan tahun, diameternya juga raksasa, cukup lah buat ‘usuk dan reng‘ serumah.
Saking langkanya, saya hanya menemui jati alam di Daerah Purwodadi. Ditunjang dengan wilayah purwodadi terkenal sebagai penghasil kayu jati berkualitas.
Itulah beberapa hal menarik dan langka yang saya temui selama plesiran di Purwodadi.
*Bila ada yg keliru mohon koreksi ya gengs