Syaikh Musthafa Al-Gholayaini dilahirkan pada tahun 1303 Hijriyah atau bertepatan pada tahun 1808 Masehi. Nama ulama yang tak asing terdengar di telinga kita ternyata memiliki perjalanan hidup yang menarik dan menginspirasi banyak orang, terutama anak muda zaman sekarang. Walaupun demikian, dengan dikaruniai umur sekitar 59 tahun ternyata telah banyak sekali predikat atau gelar yang beliau sandang diantaranya selain dikenal sebagai ulama yang berpandangan modern dan berkaliber internasional beliau adalah seorang sastrawan, penulis, penyair, urator, linguis, politikus, kolomnis maupun wartawan.
Al- Gholayaini lahir di kota Beirut Al Uthmania ibu kota negara Libanon. Pada masa itu (abad 18 – 19) sedang terjadi banyak pergerakan keilmuan berupa pesantren, sekolahan, sekolah tinggi baik memperlajari keilmuan umum, kemasyarakatan, kesastraan, ataupun jurnalistik, serta banyaknya karangan-karangan ilmiah dalam berbagai cabang keilmuan. Pada masa itu juga sedang terjadi kebangkitan politik yang bertujuan untuk memperbaiki kekacauankekacauan yang ditimbulkan oleh pemerintahahn Uthmaniah.
Pendidikan Syaikh Musthafa Al-Ghalayaini
Syaikh Al Ghalayini mendapatkan pendidikan pertamanya melalui halaqah-halaqah yang dibuka oleh para ulama di Jami Al Umry di Beirut Beliau belajar kepada syaikh Muhyiddin Al Khayyath, syaikh Abdul Bashith Al Fakhury, dan syaikh Shalih Al Rifa’i Al Tharabalsy. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah ditanah kelahirannya, beliau kemudian melanjutkan perguruan tingginya di Mesir, tepatnya di Universitas Al-Azhar Al-Syarif, disana beliau berguru kepada orang yang di dunia islam dikenal sebagai pembaru pemikiran islam, yaitu Muhammad Abduh.
Di masa pertumbuhan Al-Gholayaini ketika masih kecil sudah menunjukkan kecerdasan intelektual melebihi temantemanya. Syekh Al Ghalayini mendapatkan pendidikan pertamanya melalui halaqah-halaqah yang dibuka oleh para ulama di Jami Al Umry di Beirut. Beliau belajar kepada syaikh Muhyiddin Al Khayyath, syaikh Abdul Bashith Al Fakhury, dan syaikh Shalih Al Rifa’i Al Tharabalsy.
Kemudian Al Ghalayini berpindah ke Mesir, terdaftar di Jami Al Azhar Al Syarif. Beliau menimba ilmu dari para ulama di sana. Di antaranya adalah syaikh Sayyid bin Ali Al Murshafy, syaikh Muhammad Abduh mufti negara mesir serta banyak ulama lain yang ahli dalam bahasa Arab dan ilmu syariat.
Taklama kemudian Al Ghalayyini kembali ke Beirut dan menetap ke Jami Al Umry, setelah beliau menerbitkan kumpulan tulisannya yang berjudul ‘Al Ahram Al Mishriyyah’ (Piramid-Piramid Mesir) yang berisi gagasan-gagasannya tentang perbaikan sistem pengajaran di Al Azhar Al Syarif. Setelah itu, beliau bergabung 52 dengan perkumpulan pengajar di Universitas Uthmaniyyah. AlGholayayni juga mengajar di beberapa sekolah di Beirut.
Latar Belakang Mengarang Kitab Idzotun Nasyi’in
Kitab Idzotun Nasyiin yang ditulis oleh Syekh Mustofa AlGholayaini dilatar belakangi ketika Al-Gholayaini menulis nasehat nasehat di koran al-Mufid dengan judul Nasehat untuk Generasi Muda, di bawah asuhan Abu fayyadh, artikel tersebut telah menyita perhatian para para pembaca karena memiliki kesan positif dan pengaruh luar biasa pada jiwa para pembacanya, sehingga sebagian besar mereka mengusulkan, agar artikel tersebut dibukukan, dicetak dalam bentuk buku dan diedarkan dalam masyarakat luas, khususnya mereka yang belum sempat menelaah koran tersebut.
Setelah memahami keinginan mereka kemudian Syekh Mustofa Al-Gholayaini bertekad mengedarkan nasehat-nasehat tersebut di kalangan generasi muda, dengan harapan semoga nasehat-nasehat tersebut dapat menjadi penerang dan petunjuk bagi mereka.
Di antara karangan Kitab Syekh Mustofa Al Gholayaini adalah sebagai berikut.
Di sisi lain Syekh Mustofa Al-Gholayaini dipengaruhi oleh al-Ghazali. Hal ini dapat dibuktikan bahwa di dalam Idzotun Nasyiin terdapat kutipan pemikiran al-Ghazali, misalnya penjelasan alGhalayaini tentang anak didik