web analytics

Di Balik Layar NU Yang Berusia Satu Abad

Di Balik Layar NU Yang Berusia Satu Abad
0 0
Read Time:2 Minute, 30 Second

Pada tanggal 7 Februari 2023 , tepatnya hari selasa, Jam’iyyah Nahdlatul Ulama akan megadakan Hajat besar, yang berupa peringatan Harlah Satu Abad NU. Acara akbar ini akan Kick Of di Stadion Delta Sidoarjo Jawa Timur. Sebelum membahas judul diatas, perlu di ketahui bahwa, Jam’iyyah Nahdlatul Ulama berdiri pada tanggal 31 Januari 1926 Masehi, atau bertepatan pada 16 Rajab 1344 Hijriah. Selama hampir Satu Abad berdiri kokoh di bawah naungan para Ulama, banyak sekali atsar yang di tinggalkan NU untuk negeri ini. Bahkan, sejak awal kemerdekaan, NU sudah memiliki kiprah besar dalam bangsa Indonesia.

Seperti bukti turunnya Resolusi Jihad I dan Resolusi Jihad II untuk menentang penjajah yang mendzolimi Indonesia. Gebrakan para Ulama yang telah di pertimbangkan secara matang, dalam menindaklanjuti hal demikian, merujuk pada semangat para pejuang dari kalangan santri sarungan. Selain itu Jam’iyyah Nahdlatul Ulama juga menjadi kekuatan yang menggerakan Negeri Multikultular ini. Hal ini sangat relevan dengan Fikrah Nahdliyyin yang berupa:

  1. Fikrah tawassuthiyyah (pola pikir moderat), artinya Nahdlatul Ulama senantiasa bersikap tawazun (seimbang) dan I’tidal (moderat) dalam menyikapi berbagai persoalan. Nahdlatul Ulama tidak tafrith (gegabah) atau ifrath (ekstrim).
  2. Fikrah Tasamuhiyah (pola pikir toleran), artinya Nahdlatul Ulama dapat hidup berdampingan secara damai dengan pihak lain walaupun aqidah, cara pikir, dan budayanya berbeda.
  3. Fikrah Islahiyyah (pola pikir reformatif), artinya Nahdlatul Ulama senantiasa mengupayakan perbaikan menuju ke arah yang lebih baik (al-ishlah ila ma huwa al-ashlah).
  4. Fikrah Tathawwuriyah (pola pikir dinamis), artinya Nahdlatul Ulama senantiasa melakukan kontekstualisasi dalam merespon berbagai persoalan.
  5. Fikrah Manhajiyyah (pola pikir metodologis), artinya Nahdlatul Ulama senantiasa menggunakan kerangka berpikir mengacu kepada manhaj yang telah ditetapkan oleh Nahdlatul Ulama.

 

 

Hal di atas sesuai dengan kondisi negeri ini, yang mana terdapat banyak berbagai golongan, baik agama, budaya dan perbedaan yang lain. Dengan poin diatas yang telah di sebutkan tadi, menjadi bukti bahwa Nahdlatul Ulama memang menjadi jantung pada Negeri multikultural ini. Contohnya pada acara puncak resepsi Harlah Satu Abad NU, mempersilahkan para Slankers untuk menghadiri acara tersebut. Bahkan dalam acara hajat akbar ini, mendongkrak antusias dari berbagai golongan untuk mengenal lebih jauh mengenai Jam’iyyah Nahdlatul Ulama. Gerakan-gerakan yang selama ini di gaungkan NU, memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap perubahan bangsa. Apalagi sekarang NU sudah mulai beranjak tua, tepatnya usia yang ke satu abad.

Sepak terjang yang lebih intens terhadap perubahan bangsa bahkan dunia pastinya akan selalu berkobar pada komitmen NU. Apalagi dengan menyandang status sebagai salah satu organisasi muslim terbesar di dunia, membuat NU tidak lagi ragu dalam bertindak. Dengan berbagai dukungan dari elemen NU, yang terdiri dari banom-banomnya, menjadi power yang sangat krusial dalam merajut target NU. Maka dari itu, slogan yang layangakan dalam resepsi puncak Harlah Satu Abad NU yaitu “Merawat jagat membangun peradaban” sangat nyetel dengan keadaan zaman sekarang. Inilah bukti fleksibelitas NU dalam menyikapi perkembangan zaman. Terakhir, Jam’iyyah Nahdlatul Ulama diharapkan benar-benar menjadi organisasi yang berkontribusi dalam membangun kemajuan zaman, walaupun ombak besar menerjang tanpa senggang, dengan barokah Ulama dan kerja keras nahdliyin hal itu pasti bisa di lewati dengan mudah.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like