Dirgahayu Indonesiaku!! Tingkatkan Moral Pejabat Demi Indonesia Bermartabat
Indonesia merupakan negara dengan jutaan ragam budaya, tak sedikit yang iri dengan bangsa ini. Indonesia butuh apresiasi, oleh siapa lagi kalau bukan rakyatnya sendiri. Akan tetapi, bangkrutnya moral hierarki merupakan polemik negeri yang belakangan ini sedang kita hadapi. Sadar atau tidak selama ini kita apatis pada nasib rakyat ditangan para pejabat bejat. Kira-kira inikah yang menjadi sambutan HUT NKRI hari ini?
Memang benar bahwa kejayaan suatu bangsa ditangan pemudanya, tapi perlu kita ingat bahwa kesejahteraan rakyat ditangan para pejabat. Apa jadinya bila pejabat sebagai parlemen utama suatu bangsa yang terlihat baik-baik saja sebenarnya hanyalah tipu muslihat belaka. Sungguh miris melihat negeri ibu pertiwi dikhianati putranya sendiri.
Seperti yang terjadi beberapa tahun silam ketika perpu KPK hendak diganti dengan RUU yang isinya justru melemahkan KPK. kemana partai politik yang katanya mendukung Presiden Jokowi menjadikan Indonesia negeri yang apik? Mengapa mereka justru mendukung RUU tersebut? Benarkah mereka merasa semakin bebas beraksi, penggelapan dana disana-sini ketika setiap langkah KPK selalu diawasi. Sekian banyak ketua partai politik menjadi narapidana dikarenakan terbukti melakukan korupsi.
Tidak hanya itu, pandemipun juga berkontribusi menguak fenomena betap hancurnya moral para hierarki. Bisa kita lihat Wali Kota Cimahi memperjualbelikan izin pembangunan rumah sakit saat mayoritas rakyat terjangkit virus covid-19. menyedihkan lagi ketika kementerian sosial justru kehilangan rasa sosialnya, mereka meminta cash-back sepuluh ribu di setiap paket bantuan sosial yang dikirim untuk membantu meringankan beban kebutuhan rakyat. Katanya menteri sosial tapi justru tak berkemanusiaan, sungguh memalukan bukan?
Itulah misi dibalik kursi para petinggi. Sudah pantaskah negeri ini disebut merdeka? Kemerdekaan kolektif Indonesia memang telah kita raih sejak 76 tahun lalu, tapi merdeka secara individu masih harus kita perjuangkan. Ayunda Faza Maudya selaku Juru bicara presiden mengatakan bahwa merdeka sesungguhnya merupakan sebuah kebebasan dan kemandirian. Kemerdekaan adalah momen ketika kita punya andil mengisi kemerdekaan. Caranya dengan menjadi versi terbaik dari diri kita lalu memeberi dampak baiknya kepada orang-orang sekitar.
Presiden Joko Widodo juga mengatakan bahwa stabilitas politik dan keamanan menjadi modal paling fundamental dalam membangun negara. Sudah stabilkah politik di Indonesia? Sudah stabilkah keamanan di Indonesia? Bagaimana mungkin stabilitas politik dan stabilitas keamanan dapat menjadi satu padu bila di dalamnya masih terdapat oknum-oknum yang tak pernah kenyang dengan penggelapan uang dan tak amanah dalam menjalankan perintah?
Selain menilik dari jendela KPK kita juga melirik ruang wakilan rakyat Indonesia. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tak lain merupakan sebutan untuk orang-orang yang telah kita percaya untuk menjadi wakil dari sekian juta rakyat Indonesia. Merdeka bersuara, tema podcast acara mata najwa menyadarkan saya bahwa partai politik itu bulshit. Dilantik menjadi DPR fraksi tapi kenyataannya mereka semua tuli karena tak satupun suara rakyat didengar. Jika boleh saya ingin bertanya, masih pantaskah mereka duduk diatas kursi DPR fraksi?
Sesuai dengan yang dikatakan oleh Pak Jokowi dalam pembangunan Indonesia ke depan diperlukan porsi yang maksimal baik dari segi kerukunan, persatuan, dan kesatuan. Tak lupa stabilitas politik dan keamanan sebagai modal paling fundamental.
Karena selain butuh peduli Indonesia juga butuh aksi, Untuk itu mari kita isi kursi para petinggi dengan kader yang benar-benar berbakti pada negeri, bukan hanya kelihatannya tapi juga realitanya.
Hanya kader yang berbakti pada negerilah yang akan menyejahterakan kehidupan rakyat dan mengangkat martabat serta harga diri NKRI. Seperti pesan BJ. Habibie sang presiden ketiga Indonesia beliau mengatakan,
generasi muda harus dipersiapkan untuk membawa kemajuan dan kesejahteraan hidup yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Kita sebagai generasi muda harus bisa menjadi penerus estafet perjuangan bangsa demi meraih kemerdekaan yang nyata. Menjadi generasi berbakti itu artinya kita harus menjadi kader yang amanah dan bekerja sesuai porsi, bukan hanya menjalankan misi dibalik kursi hierarki.
Seperti dalam salah satu sajak yang dibacakan oleh jurnalis andalan Indonesia Najwa Shihab dalam akhir acaranya,
jika semua mengkhidmati peran dan porsi, maka kita akan ikhlas bernyanyi, bagimu negeri jiwa raga kami.
Di hari istimewa ini besar harapan kami selaku rakyat NKRI, semoga Indonesia semakin berjaya dan semoga para pejabat bejat segera tobat demi Indonesia bermartabat.
Dirgahayu Negeriku!!!