Dunia Dalam Genggaman Pemuda
Seringkali kita dengar mengenai pertanyaan terhadap potensi dan power seorang pemuda. Ya, seperti pertanyaan yang selaras dengan judul di atas, anak muda emang bisa apa. Atau mungkin sebuah pertanyaan, apa yang bisa di lakukan oleh pemuda untuk perubahan tertentu. Pertanyaan seperti ini sebenarnya termasuk dalam kategori pertanyaan retorik, sebuah pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Mengapa demikian, karena sudah tergambarkan dalam historis sejarah mengenai peran dan sumbangsih anak muda. Seperti dalam riwayat kemerdekaan Indonesia, yang menyertakan andil besar seoarang anak muda. Deklarasi sumpah pemuda yang lahir pada 28 Oktober 1928, merupakan tonggak utama pemuda dalam menggapai kemerdekaan Indonesia.
Hal tersebut berlanjut secara continue hingga saat ini, yang mana pemuda masih hadir dan ikut serta dalam sebuah perubahan. Seperti halnya peristiwa 1998, atas pergerakan pemuda berhasil menurunkan pemimpin yang di anggap memiliki cara diktator dalam memimpin negara. Bukan hanya di Indonesia, sumbangsih atau kontribusi pemuda juga terjadi di negara lain. Seperti di negara Perancis, mungkin saat di sekolah atau kampus kita pernah mendengar mengenai ”Revolusi Perancis” yang berperan besar dalam perubahan negara tersebut. Sebuah pergolakan politik dan sosial yang dilakukan masyarakat Perancis untuk mengubah sistem pemerintahan menjadi lebih baik lagi. Walaupun pertmumpahan darah tak dapat terelakan, tetapi berdampak baik bagi rakyat Perancis untuk kedepannya.
Pergerakan Revolusi Perancis yang terjadi sekitar 1989-1990, terlahir dari obrolan pemuda yang nongkrong di warung kopi. Berawal dari obrolan biasa yang kemudian menjurus terhadap kondisi pemerintahan perancis. Mungkin karena pola pikir seorang pemuda yang cenderung kritis dan memiliki rasa sentimentasi tinggi terhadap suatu keadaan. Dari obrolan nongki-nongki inilah kemudian menjadi penyebab Revolusi Perancis. Berawal dari obrolan biasa saja kemudian menjurus menjadi obrolan intens menyikapi kondisi lingkungan sekitarnya.
Sudah tak diragukan lagi mengenai peran anak muda, apalagi anak muda yang memiliki bekal komplit dalam pendidikannya. Pastinya bisa menjadi pembeda dalam lingkungan sekitarnya, seperti halnya cairan kaporit dalam air keruh, mengendapkan kotoran dalam sebuah ember. Syaikh Mustofa al-Gholayaini mengungkapkan sebuah kata-kata yang mashur ”Syubbanul Yaum Rijalul Ghod ” yang berati pemuda sekarang adalah generasi yang akan datang. Adagium seperti tadi menjadi pemantik semangat anak muda untuk meneruskan estafet perubahan bangsa. Di tangan pemuda, urusan bangsa berada dan di tangan pemuda perubahan tercipta. Seorang pemuda memang memiliki inovasi dan kreatifitas lebih dominan dari pada orang-orang tua. Tetapi bukan menjadi penghalang untuk berkarya dalam sebuah perubahan bangsa, umur hanyalah angka yang bisa di terka-terka, tetapi tidak menjadi inovasi dan kreatifitas yang merupakan pondasi dalam sebuah karya.
Seorang pemuda memang memiliki potensi dan power yang dahsyat terhadap suatu perubahan. Maka tak ayal mengapa sosok pemuda di juluki dengan Agen Of Change/Agen Perubahan, Agen Development/Agen Pembangunan, dan Agen Renewal/Agen Pembaharuan. Tiga unsur inilah yang teradapat pada seorang pemuda, tentunya menjadi kelebihan yang luar biasa. Seorang pemuda harus menjadi sosok perubahan, dalam artiyan menjadi pembeda dan pewarna dalam lingkup tertentu. Sebenarnya haram hukumnya bagi seorang pemuda yang hanya berdiam diri, santai-santai menikamti hidupnya tanpa sumbangsing dan sebuah karya. Hal itu sama saja menyiakan nikmat tuhan yang luar biasa.
Menurut UU No 29 tentang kepemudaan, bahwa pemuda adalah dia yang berada dalam usia 16-30 tahun baik laki-laki atau perempuan. Kalau kita bayangkan, dalam umuran seperti itu kondisi seseorang masih sangat prima dan tentunya kemampuan berfikir otak masih sangat efektif. Sangatlah rugi apabila ada seseorang yang menyiakan umurnya tanpa karya dan hal berfaidah lainnnya.