Nasab atau keturunan ialah sesuatu yang bukan menjadi patokan sukses bagi seseorang, apalagi santri Lirboyo. “Lek bapak’e mangan opo anak’e melu wareg,” dawuh Mbah Anwar Manshur. Beliau mengisyaratkan kepada semua Santri Lirboyo untuk terus belajar, jangan mengandalkan nasabnya. Intinya teruslah berjuang sampai menemukan kesuksesan kita sendiri.
Mbah War ngendikan demikian. Sebab, Pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, Mbah Abdul Karim ketika masih nyantri memiliki prinsip, “Tanpa nasab ilmu pun jadi,” Inilah yang membuat Mbah Karim begitu semangat dalam belajar. Motivasi beliau hingga akhirnya mendirikan pesantren se-luar biasa Lirboyo. Itulah yang diajarkan para masyaikh di Lirboyo.
Bahkan, ada maqolah Syaikh Musthofa Al-Ghulayini yang terkenal :
“ليس الفتى يقول ها أبي ولكن الفتى يقول ها أنا”
artinya, bukanlah seorang pemuda yang mengatakan ini ayahku tapi pemuda, adalah yang mengatakan ini diriku. Beliau menyatakan, bahwa betapa buruknya pemuda yang menggantungkan nasibnya pada nasab.
Tapi, dalam kehidupan, kita tidak dapat memilih dari keluarga apa kita dilahirkan. Semua murni kehendak Sang Maha Pencipta tanpa ada campur tangan makhluk. Inilah yang kadang malah membuat seseorang insecure karena ia memiliki keturunan/nasab yang baik seperti : anak kiai, anak Presiden, anak pengusaha sukses dan lain sebagainya.
Memiliki keturunan yang bagus sebenarnya adalah sebuah keuntungan. Privilege yang dimiliki oleh orang tersebut bisa menjadi motivasi, jika ia bisa memanfaatkannya dengan baik. Bukan malah terlena dengan apa yang dimiliki kedua orang tua. John F. Kennedy pernah bicara “Privilege goes responsibility” setiap privilege memiliki tanggung jawab. Jadi, bukan sebaik apa nasabnya, tapi seberapa tanggung jawab ia, terhadap apa yang ia punya.
Jadi, sudah selayaknya seseorang yang punya nasab baik, belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh. Bahkan, Farina Situmorang menganggap bodoh orang-orang yang tidak memanfaatkan nasabnya. Bagi orang yang dikaruniai nasab baik selamat berjuang dan melebihi apa yang telah dicapai mbah-mbah mu.
Terimakasih.