Gus Melvien Jelaskan Muhafadzhoh Sebagai Latihan Tidak Gampang Menyerah
Kediri, Elmahrusy Media. Dalam Acara penutupan Muhafadzoh Akhirusanah Madrasah Diniyah pada Selasa (21/02) malam. Pengasuh Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah, KH Melvien Zainul Asyiqien menyampaikan tentang betapa pentingnya muhafadzoh sebagai cara santri untuk selalu berusaha dan tidak gampang menyerah,
“Panjenengan semua yang mendapat penilaian jayid luar biasa, kalau yang rodhi’ tidak ada kata luar biasa, tapi tetap, semua itu adalah perjuangan, saya bangga kepada kalian, seseorang itu mempunyai kekuatan yang luar biasa, tapi ada juga yang biasa-biasa saja, usaha-usaha kalian semua ini tidak bisa dihapus dengan hasil yang kalian dapatkan, kecuali pasrah, tidak ada kemauan, juga tidak usaha, Kanjeng Nabi bersabda Wala Ta’is (Jangan Menyerah)” Tutur Beliau.
Selain itu, perlu dipahami mengenai usaha-usaha yang dilakukan, bahwasanya itu semua juga tidak lepas dari keputusan Allah, oleh karena itu, kita harus menerima dengan hasil yang diperoleh,
“Ibnu Atthoillah As-Sakandari mengatakan semangat kalian tidak akan mengalahkan takdir Allah” Tambah Rektor ITAMA ini.
Gus Melvien juga memotivasi siswa Madrasah Diniyah mengenai tidak pantang menyerah ketika belajar, selalu mengamalkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh,
“Karena sejatinya tidak ada orang Alim yang tidak mengetahui ilmunya,” Tambah Beliau.
Gus Melvien mengajak siswa merefleksi terhadap dawuh yang diutarakan dalam Nadzhom Ala-la
اَلاَ لاَتَنَالُ الْعِلْمَ اِلاَّ بِســــِتَّةٍ # سَأُنْبِيْكَ عَنْ مَجْمُوْعِهَا بِبَيَانٍ
ذُكَاءٍ وَحِرْصٍ وَاصْطِبَارٍ وَبُلْغَةٍ # وَاِرْشَادُ اُسْتَاذٍ وَطُوْلِ زَمَانٍ
Seseorang itu tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam perkara, yaitu cerdas, semangat, sabar, biaya, petunjuk ustadz dan lama waktunya.
Kecerdasan dapat diperoleh ketika senang untuk memikirkan masalah-masalah yang terjadi, begitupun dengan pentingnya untuk selalu memiliki semangat dan ambisi yang kuat, apalagi sabar, karena sabar adalah kunci dari keberuntungan,
“Pertama, Cerdas, kecerdasan itu dapat sampean peroleh dengan sering menggunakan otak, sama seperti seorang kita sebagai santri, dimana berbagai macam permasalahan sering menghampiri, tapi harus tetap menyelesaikannya, kedua حِرْصٍ (Punya semangat) memiliki ambisi untuk mencapai segala hal, tekad yang kuat, seperti dalam Nadhom Al-Imrithi’idzil fata hasba’tiqadihi rufi’ # wa kullu ma lam ya’taqid lam yantafi’ (Idealnya pemuda harus memiliki keyakinan yang tinggi, sebab tanpa keyakinan, apapun tidak akan berguna), Ketiga, Sabar, sebab sabar adalah kunci surge, kesabaran yang luar biasa akan mendapatkan ilmu yang luar biasa,” Kata Cucu dari KH. Mahrus Aly ini.
Ilmu dapat diperoleh juga memerlukan adanya biaya, sebagai penunjang, makan minum dan sebagainya, kemudian guru ataupun orang yang mengetahui ilmu, disempurnakan dengan طُوْلِ زَمَانٍ dalam waktu yang lama,
“Sangu, makan, menjadi wajib ketika tidak makan tidak bisa sekolah, begitu pula minum, selanjutnya penting untuk memiliki guru ketika belajar, karena ada dua orang yang paling bahaya, yaitu, satu, tanpa ada guru, dua, ngaji tapi tidak tuntas, perlu dipahami juga perihal طُوْلِ زَمَانٍ, bahwasanya, waktu yang lama yaitu lamanya mudzakaroh, muthola’ah, muroja’ah, artinya sampai kapan pun, kita harus melakukan tradisi itu” Imbuh Putra Yai Imam ini.