Kediri, Elmahrusy Media. Dalam rangka memperingati Haul Almarhum Almaghfurlan KH. Imam Yahya Mahrus yang ke 12 Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah menggelar Pembacaan Manaqib Syeikh Abdul Qodir secara serentak di asrama masing-masing pada Hari Selasa (05/09) malam. Begitu juga di Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah III, seluruh santri dengan khusyu menghadiri pembacaan Manaqib di Masjid, Hadir juga KH. Reza Ahmad Zahid, KH. Melvien Zainul Asyiqien serta Agus H. Nabil Ali Ustman mewakili Dzuriyah.
KH. Melvien Zainul Asyiqien berkesempatan memberikan keterangan mengenai riwayat singkat dari Yai Imam, terkait kelahiran beliau hingga tempat lahir beliau,
“Ada 2 versi terkait kelahiran Yai Imam, menurut KH.Maimoen Zubair, beliau lahir pada tahun 1948, sedangkan dari keterangan KH. Idris Marzuqi pada tahun 1949. Untuk tempatnya juga ada 2 keterangan, di daerah Mojokudi dan ndalem sepuh KH. Abdul Karim. Terdapat banyak riwayat ini tidak terlepas dari ramai-ramainya terdapat ancaman penajajah dan situasi yang tidak kondusif pada saat Yai Imam lahir.” Tutur Beliau.
Gus Melvien juga menjelaskan mengenai hikayah Yai Imam ketika memutuskan untuk belajar dibawah asuhan KH. Maimoen Zubair,
“Sekitar awal 1970 an, Yai Imam mengantarkan KH. Mahrus Aly ke Surabaya, ditengah perjalanan, sekitar daerah Mojoagung, beliau mendengar satu suara tanpa rupa, “kamu harus mondok di sarang” dengan syarat tidak boleh berkata terhadap siapa-siapa. Setelah selesai mengantarkan pulang KH. Mahrus Aly, beliau pagi-pagi langsung berangkat, selama satu bulan KH. Mahrus Aly mencari Yai Imam tidak ketemu-ketemu.” Jelas Gus Melvien.
Dari kisah Yai Imam yang telah diutarakan, Gus Melvien memberikan ibrah bagi kita semua, terutama jika masih menuntut ilmu di Pondok Pesantren untuk tidak selalu menuntut syarat dan selalu ikhlas dalam menjalaninya seperti yang telah dicontohkan Yai Imam.