Gus Ro’uf: Memahami Konsep Takdir
Dalam acara penutupan harlah asrama Al-Mahda yang ke-20, KH Rouf Maimoen menyampaikan sikap kita tentang menerima dan menghadapi rukum iman yang ke-6 yakni iman kepada qodlo dan qodarnya Allah. Setiap manusia sudah memilki garis takdirnya masing-masing baik takdir buruk ataupun baiknya, sejak usia empat bulan, manusia sudah ditiupkan ruhnya oleh malaikat jibril dalam rahim ibunya. Dan pada saat itulah manusia akan diberi catatan akan seperti apa dia hidup di dunia nanti. Seperti dalam sebuah hadits arbain nawawi:
فينفخ فيه الروح ويؤمر باربع كلمات بكتب زقه و اجله و عمله وشقي ام سعيد
Setiap insan telah memiliki takdir kadar rezekinya, seperti apa amalnya dia, kapan matinya dan apakah nanti dia menjadi ahli surga ataupun neraka. Jadi semua manusia di bumi ini dari zaman nabi adam sampai umat akhir zaman nanti sudah allah tetepkan orang itu husnul khotimah ataupun suul khotimah, sekuat apapun kita tidak akan mampu mengubahnya karena itu sudah menjadi ketetapan illahi.
Semisal ada seorang manusia yang sangat rajin ibadahnya dan sering melakukan kebaikan, akan tetapi allah menghendakinya untuk menjadi ahli neraka, dia akan masuk kedalam neraka yang abadi itu, seperti kisahnya Imam Barshihah. Begitupun sebaliknya, ada seorang ahli maksiat yang setiap harinya selalu berbuat keburukan dan tidak pernah melaksanakan kebaikan sama sekalipun, ketika allah menakdirkan dia menjadi ahli syurga, dia akan menjadi ahli syurga. Kesimpulannya sekuat apapun kita beramal kita sudah mempunyai ketetapan yang sudah allah gariskan pada kita.
Diriwayatkan dalam sebuah hadits siti aisyah, istri rasululah bertanya pada rasulluh “ Ya Rasullallah jika takdir sudah tercatat di lauhul mahfudz, untuk apa kita beramal baik jika pada akhirnya kita masuk kedalam neraka?”
Rasullah menjawab “انه فكل ميسر لما خلق له”
Beramalah, berusahalah karena semua orang akan dimudahkan oleh allah untuk melakukan apa yang allah ciptakan untuknya. Orang jika diciptakan untuk ahli syurga maka ia akan dipermudah dalam menempuh surga”
Beliau juga menuturkan “ Akan tetapi Allah memberikan indikasi pada setiap hambanya jika sesuatu itu diperuntukan untuk kita, maka kita akan dipermudah untuk sesuatu tersebut.”
Dalam artian jika surga itu diperuntukan untuk kita, maka jalan menuju surga itu Allah akan permudah, seperti ketika melakukan kebaikan kita akan merasa ringan. Tugas hamba hanyalah menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya apapun endingnya ketika allah ridla itu bukanlah masalah, ini merupakan puncak tauhid paling tinggi, akan tetapi allah mewajibkan manusia untuk terus berikhtiar dan berdoa. Semoga diakhir hidupnya diberikan ending yang terbaik atau husnul khatimah. Beliau KH Ro’uf Maimoen juga menyampaikan doa agar kita diberikan akhir hidup yang baik yaitu “allahumma khtimlana bihusnil khatimah” ujar beliau dalam penutupan harlah.