“barang siapa berpuasa sepuluh hari, maka untuk setiap harinya seperti berpuasa sebulan. Puasa hari arofah menghapuskan dosa dua tahun, yakni pada tahun sebelumnya dan tahun sesudahnya. Sedangkan puasa asyuro menghapuskan dosa tahun sebelumnya.” (HR. Jamaah kecuali al-bukhariy dan tirmidzy)
1 Juli 2022 kebetulan sekali bertepatan dengan pergantian bulan hijriah, yang mana kini juga telah memasuki tanggal 1 Dzulhijjah. Bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang identik dengan kata “kurban”. Walaupun kini muncul banyak tafsiran tentang istilah korban, bahkan terkadang para ABG menafsiri istilah tersebut dengan korban perasaaan.
Istilah “kurban” tentu berbeda makna dengan kata “korban”, dari segi objek yang ditinjau istilah kurban merujuk pada kurban hewan ternak yang halal dagingnya untuk dimakan, seperti kambing, sapi, dan unta. Sedangkan objek dari kata korban dizaman sekarang lebih merujuk pada hal-hal yang berbau bucin yakni seperti korban perasaan. Bila penyembelihan hewan kurban hanya dilaksanakan pada hari tertentu yakni 10 dzulhijjah, korban perasaan jusru tidak memiliki ketentuan apapun dan sering kali dirasakan ketika hati sedang patah. Jika penyembelihan hewan kurban disertai dengan berbagai kemuliaan serta ganjaran, korban perasaan justru diliputi dengan kesengsaraan. Jadi mana yang kalian pilih untuk 10 Dzulhijjah tahun ini? Kurban atau korban?
Hari raya idul adha dilaksanakan pada tanggal 10 Dzulhijjah, diawali dengan sholat ied kemudian dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban. Sebelum menyambut hari raya idul adha bulan ini diawali dengan berbagai kesunnahan, beberapa diantaranya yaitu dengan memperbanyak dzikir, membaca Al-Quran, bersedekah, berpuasa, sholat ied, tak lupa disunnahkan pula untuk berkurban.
Diantara beberapa amalan diatas kita sangat dianjurkan untuk berpuasa sejak tanggal 1 Dzulhijjah hingga 9 Dzulhijjah. Diantara sembilan hari pertama dibulan ini terdapat dua hari yang paling istimewa dan penuh rahmat bagi kita semua, hari apakah hari istimewa tersebut? Hari istimewa tersebut dinamakan dengan Hari Tarwiyah dan Hari Arofah. Hari Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah yang mana pada hari tersebut kita disunnahkan untuk berpuasa. Hari Tarwiyah juga memiliki filosofi dalam penamaannya.
Tarwiyah bila ditinjau dari segi makna memiliki arti berfikir, kenapa berfikir?
Karena pada tanggal 8 Dzulhijjah Nabi Ibrahim AS. Sedang diuji oleh Allah SWT. untuk mengorbankan putra kesayangannya yakni Nabi Ismail. Beliau berpikir keras kala itu, dilema antara harus mengambil keputusan seperti apa, apakah memenuhi perintah tuhannya atau justru mengingkarinya demi keselamatan putra kesayangannya, keduanya sama-sama prioritas bagi Nabi Ibrahim. Tapi nabi bukanlah manusia biasa dengan segala kemaksiatannya, melainkan makhluq pilihan dengan segala ketaatan pada tuhan.
Dengan ikhlas setelah melalui berbagai pertimbangan dengan bermunajat kepada Allah, Nabi Ibrahim memutuskan untuk memenuhi perintah tuhan dengan menyembelih putranya sendiri. Akan tetapi allah maha mengetahui, ia tahu bahwa hambanya benar-benar ikhlas dalam menjalankan perintahnya, akhirnya pada tanggal 10 Dzulhijjah ketika Nabi Ismail siap untuk disembelih, Allah mengirim seratus unta untuk disembelih sebagai pengganti dari Nabi Ismail. Dari sinilah muncul kesunnahan berkurban dengan hewan ternak pada tanggal 10 Dzulhijjah.
Kemudian hari yang kedua ialah Hari Arofah. Hari ini merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu bagi umat Islam khususnya para jamaah haji. Hari Arofah jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah, pada hari tersebut para jamaah haji sedang melakukan mabit di Muzdalifah mereka semua berusaha untuk tetap terjaga dari tidurnya dengan banyak beribadah dan berdoa pada allah, karena pada malam tersebut merupakan puncak bagi jamaah haji, malam itulah yang menjadi penentu apakah mereka akan menjadi haji yang maqbul atau justru mardud.
Sebab itulah umat muslim yang tidak dalam keadaan berhaji disunahkan untuk berpuasa dan banyak berdoa, serta turut mendoakan para jamaah haji supaya menjadi haji yang maqbul sebab pada hari itu semua doa akan diijabah oleh Allah SWT.
Sekedar informasi bagi kita semua, ketika hari Arofah kita kerap dilema terkait keinginan berpuasa sunnah tarwiyah dan arofah akan tetapi masih memiliki tanggungan hutang puasa ramadhan, lalu bagaimana kita menyikapinya? FYI, kita tetap bisa berpuasa pada hari tersebut akan tetapi dengan niat puasa fardhu atau qodho’, begitulah istimewanya Bulan Dzulhijjah walaupun kita tidak berniat puasa sunnah kita tetap mendapat nilai kesunahan karena kita berpuasa dihari tarwiyah dan arofah dalam Bulan Dzulihijjah.