Harlah 22 Mahrusy Putri; Sakan Daru Zainab Gelorakan Semangat Kebersamaan dan Ajang Improve Value Diri
Berkaitan dengan tema Hari Lahir (Harlah) ke-22 PP. HM. Al-Mahrusiyah Putri ‘Brilliant Mahrusy Goes to Infinity Goals’ menurut penulis tema ini selain memiliki arti ‘Mahrusy yang cemerlang menuju tujuan tanpa batas’ juga menyimpan makna yang dalam dan sangat patut di apresiasi.
Sehingga momentum perayaan harlah ke-22 ini tidak sekedar sebatas perayaan. Melainkan sebagai ajang bagi santri putri untuk selalu meningkatkan value (nilai).
Perayaan Harlah ke-22 ini sejatinya harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk selalu membawa arah yang lebih positif. Perubahan menuju kapasitas dan kualitas manusia yang lebih unggul sangat diperlukan. Oleh karena itu tema Harlah ke-22 ini menggugah kobaran semangat para santri putri untuk selalu memperbaiki diri dengan peningkatan kualitas dan integritas santri.
Dalam menyongsong peradaban manusia yang lebih unggul tentunya tantangan dan kekurangan tidak terlepas dalam suatu tujuan. Tantangan yang dihadapi oleh santri putri PP. HM. Al-Mahrusiyah Putri adalah bagaimana mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan menyatukannya dengan kekuatan diri. Adapun kekurangan yang dihadapi santri putri adalah kurangnya komitmen dalam diri dan kurangnya akses dalam mewadahi potensi.
Namun dengan adanya tantangan dan kekurangan bukan berarti sebuah alasan untuk stuck (berhenti) dalam menggali dan mengembangkan potensi. Justru ini adalah gerbangnya para santri dalam menggebrak potensi dan semangat kebersamaan. Gairah semangat diibaratkan sebagai angin, adakalanya angin tersebut kencang atau bahkan pelan.
Oleh karena itu, dibutuhkan adanya muharrik atau penggerak dalam mengakomodir segala wujud kekuatan.
Sebagaimana yang dilantangkan oleh Ketua Panitia Harlah ke-22 sekaligus Pengurus Dewan Harian Sakan Daru Zainab dalam suatu kesempatan, berpesan bahwa perayaan Harlah ke-22 ini harapannya bisa membawa perubahan yang lebih progressif.
Dengan gebrakan semangat kebersamaan dan saling bergandengan memicu kita untuk selalu memperbaiki kualitas diri (improve value).
Mengingat dawuh Ning Ochi dalam suatu mauidzohnya, beliau mengatakan bahwa seorang santri harus bisa berperan dalam ranah apapun. Tidak boleh hanya monoton berperan dalam lingkup agama saja. Kaum santri ibaratnya sebagai sarung, kain sarung bisa digunakan apa saja.
Dengan begitu para santri dengan potensinya harus mampu menggerakkan kemanfaatan dan kemaslahatan umat di berbagai sektor.