Ilmu VS Ibadah, Roudhotul ‘Ilmi Vs Roudhlotul Dzikri
“طلب العلم فريضة على كل مسلم”
Merupakan sebuah hadist yang menyatakan bahwa menuntut ilmu hukumnya wajib bagi seluruh umat muslim, dari bayi hingga mati. Mungkin kita sering bertanya- tanya kenapa menuntut ilmu itu wajib hukumnya, padahal tujuan manusia hidup adalah untuk beribadah dan ta’at kepada tuhannya, lantas kenapa kita tidak fokus beribadah saja? Oke, sebelum kita membahas masalah ini terlalu dalam, sebenarnya apa sih yang kalian ketahui tentang ilmu?
Ilmu merupakan suatu pengetahuan untuk meningkatan kualitas otak dan cara berpikir manusia menjadi lebih baik, sebagai bekal untuk kesejahteraan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta sebagai bekal mempersiapkan kehidupan di akherat kelak. Ketika seseorang memiliki ilmu yang cukup maka ia akan meraih masa depan yang gemilang, selain itu dengan berbekal ilmu seseorang dapat menyempurnakan ibadahnya. Ilmu itu lebih tinggi dari segalanya, karena ilmu adalah kunci untuk mencapai semua tujuan kehidupan.
“ma’al ma’baroh hattal maqbaroh”
Maqolah tersebut berasal dari seorang ulama salafussholeh yang terkenal dengan keluasan ilmunya dengan salah satu karyanya yang sangat fenomenal yakni kitab muwatho’, siapa lagi kalau bukan Imam Malik Bin Anas. Kalimat tersebut memiliki makna yang sangat dalam, secara bahasa arti dari maqolah tersebut ialah bersama tinta hingga ke liang lahat. Tapi secara makna kalimat ini menjelaskan seberapa pentingnya ilmu, bagaimana ilmu sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia.
Berawal dari lahir ia akan dilatih bagaimana cara menggenggam, makan, minum, berbicara, berjalan, ia akan belajar membaca, menulis, ia akan tahu tentang agamanya, tentang tuhannya, dan tentunya ia juga akan belajar adab dll. Semua ini merupakan ilmu yang selalu dibutuhkan oleh setiap manusia. Maka sangatlah maklum bila ulama’ kelas dunia seperti beliau menyampaikan maqolah ini.
Ilmu merupakan sarana untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat. Sedangkan ibadah merupakan persyaratan untuk kemenangan akhirat belaka. Ilmu tanpa ibadah adalah kebohongan belaka, ibadah tanpa ilmu hanyalah sia-sia. Lantas lebih tinggi mana derajat antara ilmu dan ibadah? Jawabannya adalah Ilmu, karena dengan ilmu ibadah menjadi lebih sempurna. Salah satu bukti bahwa ilmu lebih utama, telah dijelaskan dalam kitab Ta’lim muta’alim karya Imam Az-Zarnuji bahwa “setan lebih takut kepada satu orang ahli fiqh dan wira’i dari pada seribu orang ahli ibadah.”
Dalam suatu riwayat juga diceritakan, di suatu masjid di dalamnya terdapat satu orang ahli ibadah yang sedang sholat akan tetapi ia tidak berilmu, dan ada satu orang ahli ilmu yang sedang tertidur pulas, kemudian ada salah satu iblis yang melihat hal tersebut, iblis berniatan untuk mengganggu orang yang sedang sholat tersebut, akan tetapi ketika ia hendak masuk masjid, ia terkejut dan enggan untuk masuk ia justru terdiam di depan pintu.
Usut punya usut iblis tersebut membatalkan niatnya untuk mengganggu sholatnya orang tersebut karena ia takut kepada orang alim yang sedang tidur, tidurnya orang alim itu lebih ditakuti karna ia tidur dengan ilmu, berbeda dengan ibadahnya orang bodoh yang terjaga tanpa ilmu. Iblis tersebut takut ketika ia mengganggu sholatnya orang bodoh itu, orang alim yang sedang tertidur disampingnya juga ikut terganggu hingga bangun dan membenarkan sholatnya orang tersebut dengan ilmu yang ia miliki (sholatnya masih salah, karena ia sholatnya tanpa ilmu), kemudian menjadikan sholatnya orang tersebut menjadi lebih baik dan lebih khusyu’ hingga tidak dapat diganggu oleh iblis.
Habib Muhammad al-Habsy dalam pengajiannya pernah menyampaikan bahwa, “duduk di dalam majelis ilmu itu pahalanya sama dengan sholat seribu roka’at, mengantarkan seribu jenazah, dan menjenguk seribu orang sakit. Itu yang dinamakan utul ‘ilma darojat (diangkat derajatnya). Hanya duduk dalam majelis ilmu, tidak harus hafalan, tidak harus faham, tidak harus pintar, yang penting duduk di dalam majelis ilmu.”
Beliau juga menyampaikan, “ilmu lebih baik dari seribu rokaat dalam keadaan puasa” sebab itulah ilmu dikatakan lebih utama dari dzikir. Ilmu merupakan harta yang paling berharga, dan harus dijaga. Ilmu itu baik, dzikir juga baik keduanya sama-sama baik hanya saja, lebih baik lagi jika keduanya dilakukan secara seimbang tidak dominan kepada salah satu. ibadah itu butuh ilmu, berilmu juga harus beribadah.
Ketika keutamaan dari keduanya dibandingkan maka jawabannya sama-sama utama, bedanya derajat orang berilmu itu satu tingkat lebih tinggi dari ahli ibadah tanpa ilmu.
Mari kita tingkatkan semangat kita dalam menuntut ilmu, karena ilmu adalah bekal yang paling utama, senjata yang paling tajam untuk menghadapi masa depan, serta security yang paling aman dari segala ancaman di zaman milenial, jadikan ilmu sebagai penghantar kemenangan dimasa yang kekal.
“Dunia Tanpa Harta Itu Hampa Dan Dunia Tanpa Ilmu Itu Neraka.”