Kawan…
Siapa yang tidak pernah absen mengscroll FYP tiktok? Di era modern ini, para kaum remaja sangat ambisius untuk terus mengupload tiktok. Dan tak jarang pula kita lihat postingan yang bersangkut paut dengan nuansa religi.
Sosial media, kini sudah menjadi topik bagi para da’iah muda unttuk bertausiah dan tanya jawab masalah agama. Namun, remaja kini malah mengkolaborasikan persatuan agama dengan menyampaikan salam gabungan dari beberapa agama dan hal ini menjadi toxic bagi remaja lainnya.
Allah telah menjelaskan, pada surat al-kafirun ayat 6,
لكم دينكم و لي دين
“Untuk kalian agama kalian (kemusyrikan) dan untukkulah agamaku (yakni agama islam) “
Rasulullah pun telah menolak ajakan saat kaum kafir menawarkan agar saling menerima agamanya satu sama lain. Dan perkara seperti itu adalah salah satu bentuk murtad fi’li dan qouli, jika disertai rasa meremehkan dan jika ada niat di hatinya maka akan masuk ke dalam murtad qolbi yang penjelasan lebih dalamnya ada di kitab sulam at-taufiq.
Kini tak sedikit yang menjadikan status agam hanya formalitas saja, sebagai pelengkap biodata KTP, dan menjadi penuntas dasar negara, yang lebih parah lagi, dengan mudahnya mereka agama seakan berganti pakaian, dengan alasan ingin menjajal. Seakan agama adalah hidangan perasmanan.
Memang benar, indonesia adalah negara persatuan dari beragam perbedaan. Namun, jika masalahnya agama disatukan dalm satu jiwa, itu bukanlah mempersatukan , namun mempermainkan.
Pancasila: “Ketuhanan yang maha esa.”
Maksudnya esa adalah satu, satu itu mencakup perindividu, untuk menyembah tuhan yang satu, dalam cangkup perindividu.
Cukup ada satu iman
Dalam jiwa yang budiman
Kuatkanlah iman
Karena iman bukan permainan
Barang siapa yang beriman
Hidupnya pasti berpedoman
Oleh: isti’adah