Istghosah Tempatku Berkeluh Kesah
Bagi kaum sarungan kata istighosah pastilah tak asing lagi ditelinga mereka. Pasalnya istighosah telah menjadi kegiatan rutin yang takkan pernah lepas dari agenda para santri disaat malam kian sepi. Melepas penat yang menjerat dengan bermunajat kepada Allah ta’ala hingga mendapat ketenangan hati dari segala kegundahan.
Dengan dipimpin seorang imam para santri baik tua, muda, punya jabatan ataupun tidak bersama-sama meminta ampunan, membaca sholawat, bermunajat dan mengirim do’a kepada Allah dengan membaca tawasul, dzikir & sholawat. Seperti halnya yang terlaku dalam pondok pesantren HM Al-Mahrusiyah.
Setelah tuntutan yang selalu menumpuk dari pagi hingga kembali pagi seperti target hafalan, beban pikiran, tulisan dan pembelajaran yang kerap kali membuat sakit kepala dan penat hati seorang santri. Karnanya selain membutuhkan solusi mereka juga perlu yang namanya obat hati.
Dan salah satu untuk mengurangi beban hati itu ialah dengan mengadu seseorang, siapapun itu. Karna dengan mencurahkan isi hati kita kepada seseorang maka beban hati akan terasa lega & hati kita menjadi tenang.
Sebagai seorang santri ada banyak bagi kitauntuk melakukan konsultasi hati dengan siapa saja, baik pada teman, kakak kelas, guru/ustadz ataupun kepada adek kelas itu boleh-boleh saja. Akan tetapi lebih baik lagi ketika kita mencurahkan semua keluh kesah kita kepada allah yang maha mendengar atas semua makhluknya.
Bagaikan ketika kita merusakkan jam maka kita harus membawa kepada ahli jam untuk diperbaiki. Begitu pula hati kita, ketika kita sudah lelah dan letih mengahdapi skenario Allah didunia, maka kita bisa mencurahkan semua keluh kesah & rasa resah kita kepada sang pemilik skenario, yakni Allah yang maha pengatur kehidupan makhluk-Nya.
Konsultasi hati tak jauh-jauh, tak perlu juga pergi kedokter ataupun mengeluarkan banyak biaya. Cukup kita meminta, bermunajat & menyerukan nama-Nya dalam setiap lafadz istighosah kita. maka apa yang kita cari, yakni obat dan penenang hati sudah kita dapatkan. Karna paling baiknya tempat mengadu ialah Allah, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur’an surat yusuf ayat 86.
قَالَ إنّما أَشْكُوابّنِي وَحُزْنِي إلَى اللهِ وَأَعْلَمُ مِنَ اللهِ مَالَاتَعْلَمُوْن 86
Artinya : “dia (Yaqub) menjawab : hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan & keseduhanku. Dan aku menegtahui apa yang tidak kamu ketahui”
Disaat nabi Yaqub bersedih karna kehilangan putra kesayangannya untk yang kedua kalinya. Disaat tiada lagi tempat untuk mengadu karna keluarganya tak lagi memihaknya. Nabi Yaqub hanya mampu bersabar, berpasrah dan berdo’a kepada allah agar dikeluarkan dari berbagai masalah yang tengah menimpa kehidupannya dan keluarganya.
Dari contoh diatas kita dapat menyimpulkan bahwa sebaik-baiknya tempat mengadu ialah Allah yang maha esa yang dapat terlaksana saat kita istighosah. Yang dapat menghindarkan kita dari gelisah, hati yang merana juga pikiran yang tak tentu arah. Tempat merenung & meminta apa yang terbaik bagi kita.
Yang terpenting ialah ketika kita sedang melaksanakan istighosah kita harus menghadirkan hati dan berusaha fokus serta khusyuk menghadap Allah dengan merasa rendah, serendah-rendahnya sebagai makhluk dihadapannya. Dengannya semoga apa yang kita harap & minta cepat di ijabah oleh-Nya, karna tanpa adanya kehadiran hati semua tiadalah berarti.
Oleh : Kamila Nur Rosyidah