Jangan Memainkan Perasaan! (Kisah Nyata Ketika Cinta Jatuh, Badan Lumpuh)
Senja hari kemarin, ada teman mamaku mertamu, kemudian sebelum pamitan cerita keadaan ponakannya, bahwa si ibu” ini melamarkan keponakannya yang baru lulus mondok ke seorang santri hafidzoh di Salatiga sana.
Akhirnya lamaran diterima, kemudian nyari hari dan ketemu serta disepakati, hari berjalan seperti biasanya, mendekati pernikahan, tiba-tiba pihak laki-laki dipanggil ke Salatiga, mungkin dikiranya ada pembahasan persiapan gitu. Ternyata sampai sana malah pernikahan dibatalkan, naasnya cincin dikembalikan saat pihak laki-laki datang dipihak perempuan.
Cara pihak perempuan ini benar-benar tidak BERADAB! ANORMA! Mana backgroundnya pesantren lagi. Bayangkan jauh-jauh dari Sragen ke Salatiga niatnya untuk memersiapkan kebahagiaan, nyatanya malah menjemput luka. Alangkah baiknya kalau niat membatalkan pernikahan ya perempuannya datang ke laki-laki atau kalau enggak di tengah-tengah, tapi dalam kasus ini benar-benar naudzubillah.
Pihak laki-laki Kecewa jelas, gaperlu diterangkan kekecewaannya, pihak perempuan mungkin masalah selesai ketika dia mengembalikan cincin lamaran dipungkasi kata ‘maaf’ bagi mereka memang selesai. Tapi tidak bagi laki-laki, sekarang si laki-laki ini berdasarkan yang kudengar sendiri, orangnya lumpuh, tidak bisa jalan, tiap hari musti menjalani terapi. Luka dihati ternyata menjulur keseluruh tubuh, hati yang tersayat berujung lumpuh!
Hal-hal menyakitkan pasti akan kita alami, kita berpotensi menyakiti ataupun disakiti. Tapi tetap gunakanlah norma, adab dan tatalaku sesuai di masyarakat, catatan pentingnya jangan memainkan perasaan orang lain-lain. Ingat karma itu nyata!
Bukankah Nabi SAW bersabda, “وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam tubuh terdapat segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika segumpal daging tersebut buruk, maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati.” (HR Bukhari dan Muslim)
Nyatanya ketika hati Masnya ini terluka, sekujur tubuhnya turut merasakannya. Mirip seperti hadits ini.
Cerita si Ibu-ibu tadi sebenarnya masih berlanjut, tapi aku tak kuasa mendengarkannya. Hatiku terlanjur membeku ketika mendengar ‘lumpuh’-nya si laki-laki itu. Kita do’akan bersama untuk kesembuhan si Masnya, baik lahir maupun batinnya. Si Mbak-nya juga semoga baik-baik saja.🙂