“Laki-laki di surga mendapatkan bidadari, sedangkan perempuan mendapatkan perhiasan.”
Perkataan di atas pasti sudah sangat familiar bukan di kalangan pembaca? Dari penggalan kata di atas bisa disimpulkan bahwa orientasi kebahagiaan bagi laki-laki adalah seorang perempuan. Laki-laki bisa saja menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan Sang Pujaan Hati, dan tak jarang mereka menggunakan hal-hal di luar logika untuk mendapatkan Sang Pujaan Hati.
Akan tetapi, berbeda antara orientasi kebahagiaan laki-laki dan orientasi kebahagiaan perempuan. Ketika puncak kebahagiaan laki-laki adalah perempuan, maka puncak kebahagiaan perempuan adalah perhiasan.
Dalam beberapa hadis telah disebutkan bahwa perempuan adalah perhiasan, jadi tak heran ketika perempuan lebih suka menghias diri, karena mereka ingin menjadi perhiasan terbaik dari perhiasan-perhiasan yang lainnya.
Lalu bagaimana dengan definisi perempuan matre? Menurut penulis tidak ada perempuan yang matre, hanya saja mereka lebih berpikir realistis. Mereka para calon ibu rumah tangga lebih berpikir realistis tentang bagaimana nasib perekonomian keluarganya esok nanti. Karena pada nashnya orientasi kebahagiaan perempuan adalah harta benda yang ada di dunia ini.
Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bagi seorang perempuan untuk menjadi seorang yang gila harta, karena mereka akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan beberapa lembar rupiah, jadi tak heran ketika banyak perempuan rela menjual harga dirinya demi memenuhi kehidupan hedonisnya. Nau’dzubillah
Dalam kehidupan pesantren, pasti selalu menganjurkan para santrinya untuk selalu bersikap qona’ah dan zuhud. Dalam pesantren juga selalu dihimbau agar tidak menjadi seorang yang hubbub dunya (cinta dunia). Qona’ah dan zuhud bukan berarti tak punya harta sama sekali, karena definisi dari keduanya adalah menerima apa adanya dengan dibarengi rasa syukur.
Dalam menerapkan kedua sikap tersebut, kita sebagai seorang manusia yang hakikatnya tak punya apa-apa harusnya bisa hidup sederhana dan selalu melihat ke bawah kita, bukan malah selalu melihat seseorang di atas kita. Karena ketika kita selalu berpatokan dengan melihat kehidupaan seorang yang berada di atas kita, maka mustahil kita bisa menerapkan definisi qona’ah dan zuhud yang sebenarnya.
Jadi, ketika ada seorang lelaki yang men-judge perempuan adalah manusia matre, maka ada dua kemungkinan. Yang pertama dia tidak punya harta yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Si Perempuan atau mungkin dia salah mengartikan definisi matre yang sebenarnya.
Menurut penulis, seorang perempuan bisa dikatakan matre jika dia terus menuntut sebuah kebutuhan yang jelas bukan pada orang yang tepat. Misalnya dia terus menuntut dibelikan ini itu kepada Sang Pacar, ketika kasus seperti itu terjadi mungkin Si Perempuan bisa dikatakan matre karena meminta sesuatu kepada seseorang yang notabennya tidak punya hak dan kewajiban memenuhi kebutuhan dirinya. Beda halnya ketika si lelaki yang memberi tanpa diminta. Akan tetapi disini bukan berarti penulis menghalalkan pacaran lho yaaa.
Berbeda kasus ketika dua sejoli tersebut adalah pasangan pasutri. Sang Istri boleh menuntut kebutuhan hidupnya kepada Sang Suami, seperti halnya ketika orang tuanya memenuhi kebutuhannya sebelum dia menikah. Bayangkan saja ketika menikah Sang Istri hanya diberi makan cinta dan janji, mana bisa kenyang? Oleh karena itu, mengapa ketika menentukan seorang pasangan untuk seumur hidup kita harus mempertimbangkan faktor ekonomi, ya… karena kita berpikir realistis.
Jadi, bagi para lelaki kalian harus menjadi seorang yang kreatif dan harus punya etos kerja yang tinggi. Ingat! Masa depan istri dan anak-anak kalian esok adalah tanggung jawab yang harus dilaksanakan. Kalian adalah lelaki yang telah dipercaya untuk membahagiakan putri kesayangan Sang Ayah. Seorang ayah tidak mungkin akan memberikan tanggung jawabnya dalam menjaga Sang Putri kecuali benar-benar pada orang yang tepat. Ayah adalah orang pertama yang paling sedih ketika tanggung jawab dalam menjaga putri kesayangannya diberikan kepada seorang lelaki yang baru saja dikenalnya.
Kita akan merasakan dipertemukan dengan orang hebat diwaktu yang tepat, semoga kita cepat dipertemukan. Wallahua’lam