web analytics

Terabaikannya Sanad Keilmuan di Masa Kini

Terabaikannya Sanad Keilmuan di Masa Kini
3 0
Read Time:3 Minute, 32 Second

Di era sekarang dimana digital semakin maju, elektronik semakin canggih, sehingga banyak pengetahuan yang bisa dipelajari dengan cara instan, dari belajar memasak, bercocok tanam, berternak dll, sangat menambah wawasan memang, tanpa kita harus bersusah mencari guru dan pergi kesana-kesini.

Tapi bagaimana dengan belajar ilmu agama? dimana sekarang banyak seseorang yang belajar agama tanpa mondok, belajar agama hanya lewat buku, terjemahan, youtube, tik-tok dan sosial media lainnya. Beliau Kh. Reza Ahmad Zahid menyampaikan bahwa “Ada dua manhaj besar dalam mencari ilmu wabilkhusus ilmu agama, yang pertama bisa di madrasah atau pondok pesantren, yang kedua adalah di majalisu ta’lim, karena ketika kita mempelajari ilmu agama di madrasah atau pondok pesantren maka sudah ditanggung sudah digaransi akan sanad keilmuan pondok  atau madrasah tersebut”

Sanad adalah Minkhosoisi Hadishil Ummah, kekhususan daripada umatnya Nabi Muhammad saw, bagaimana Rasulullah saw mengambil sanad Al-qur’an dari malaikat jibril. Setiap bulan Ramadhan Rasulullah membaca Alqur’an  didepan malaikat jibril, malaikat jibril menyimak bacaannya Rasulullah,kemudian Rasulullah mengajarkan Alqur’an dan Hadits kepada para sahabat-sahabatnya, kemudian para sahabat mengajarkan kepada para murid-muridnya yakni para tabi’in, dan tabi’in mengajarkan kepada para tabi’tabi’in dan begitupun seterusnya inilah yang dinamakan kekhususan didalam agama, dan point pentingnya didalam sanad adalah jangan sampai terputus mata rantai keilmuannnya. Sehingga ketika kita belajar agama dilingkungan pondok pesantren atau madrasah maka sanad keilmuannya akan bersambung sampai ke Rasulullah saw.

Mencari ilmu agama tidak cukup hanya dengan membaca buku, terjemahan, menonton Youtube,Tik-Tok, atau hanya mendengar Podcast. Ilmu yang didapat tanpa guru maka akan diragukan kebenarannya, dan akan menimbulkan propaganda sehingga timbulah saling salah-mensalahkan.

Seperti di era kiwari sekarang ini, dimana banyak sekali fenomena yang membuat hati miris, banyak orang yang mengadu domba antar masyarakat dengan mengatas namakan agama, berdalil tanpa tahu sumber dan kebenarannya, berhadits tanpa faham ilmu  hadis, berdalil Al-qur’an tanpa faham isinya. Hal ini yang membuat banyak pertikaian statement benar dan salah yang kecap terjadi.

Banyak orang yang berdalih tentang agama tanpa pernah belajar agama pada seorang kyai atau guru, tidak jelas berapa lama mereka mengaji, tidak jelas dan tidak teruji pula keilmuannya dalam bidang agama, yang dengan tiba-tiba dengan pongahnya menyandang gelar “ustadz” menyampaikan ceramah kesana-sini tapi isinya propaganda dan agitasi belaka.

Di zaman ini, seharusnya  masyarakat muslim harus berhati-hati dan selektif tidak hanya dalam urusan dunianya saja tapi juga dalam urusan agama yang berhubungan dengan akhirat nantinya. Oleh karena itu mengapa dalam ilmu agama masalah sanad begitu penting? karena  semua fenomena propaganda tentang agama yang terjadi saat ini tidak akan terjadi jika sanad keilmuannya jelas, karena memang sanad adalah bagian dari agama, maka jika ilmu agama itu tidak bersanad yang terjadi adalah seperti sekarang ini. Contoh saja orang sakit, mereka akan sangat hati-hati dalam mencari dokter sekaligus rumah sakit yang akan merawatnya, dan ia akan lebih memilih dokter spesialis dan berpengalaman untuk membantu mencapai kesembuhannya lantas mengapa soal ilmu agama yang jika melenceng sedikit saja sudah besar dhorornya malah digampangkan?

Abdullah bin Mubarak rahimahumullah di kitab Shahih Muslim berkata:

“الإسنادُ مِنَ الدِّينِ، ولولا الإسناد لَقالَ مَن شاءَ ما شاء”

“Sanad adalah bagian dari agama, Kalau bukan karena sanad, pasti siapapun bisa berkata dengan apa yang dia kehendaki.”

Pentingnya sanad keilmuan agama adalah ilmu yang kita dapatkan bisa dipertanggung jawabkan, jika dalam mencari ilmu tidak mengedepankan sanad maka akan sangat berbahaya, seseorang akan mengatakan sesuatu sesuka hatinya dan tanpa tahu pastinya. Sanad adalah satu real yang harus dilewati maka dalam masalah keilmuan jangan sampai kita terlepas dari real tersebut. Ketika sanad itu sudah jelas maka kita sudah mengikuti dawuhnya Rasulullah saw yaitu:

أَناَ مَدِيْنَةُ الْعِلْمِ وَعَلِيٌ باَبُهَا، فَمَنْ أَرَادَ الْعِلْمَ فَلْيَأْتِهِ مِنْ بَابِه

Aku adalah kotanya ilmu dan Ali adalah pintunya. Barangsiapa yang menginginkan ilmu maka hendaklah ia mendatanginya dari pintu tersebut.”

seseorang yang masuk rumah tanpa melewati pintunya tapi malah melewati jendela atau malah genteng maka diibaratkan orang yang mencari ilmu tanpa sanad, dan orang yang masuk rumah  tidak lewat pintu maka akan dianggap  pencuri, begitupun ilmu tanpa sanad, maka orang itu juga  akan dianggap sariq.

Walallahu a’lamm..

About Post Author

Wafiq Nafisa

Santri Al-Mahrusiyah Putri Lirboyo Kediri Mahasiswi Aktif IAIT Kediri Jurnalis Pesantren Asal Lampung
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like