KH. Abdullah Hakim Mahfudz, Kiai Dari Tebu Ireng Yang Juga Seorang Pengusaha
Pribadi yang begitu ceria juga sangat grapyak ketika berbicara, meskipun sudah menerima tamu kesekian kalinya, tidak nampak kelelahan di raut wajahnya, itu lah sikap yang ditunjukan KH. Abdul Hakim Mahfudz atau lebih masyhur dengan sapaan Gus Kikin pada saat ditemui tim redaksi tempo waktu lalu.
Disela-sela kesibukannya mengasuh salah satu pondok pesantren yang didirikan oleh Hadratussyeikh KH. Hasyim Asy’ari ini, beliau juga aktif di kepengurusan PWNU Jawa Timur sebagai wakil sekretaris, selain itu Gus Kikin pun berkecimpung di dunia pengusaha dan bisnis, beliau merupakan pemilik PT Energi Mineral Langgeng (EML), sebuah perusahaan migas nasional yang diberi amanat mengelola South East Madura Block, dimana Wilayah kerja yang dikelola oleh Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) ini meliputi wilayah Sumenep dan Situbondo.
Dari jalur nasab, Gus Kikin merupakan putra dari pasangan KH. Mahfudz Anwar dan Nyai Abidah Ma’shum, jika dari jalur ayah, maka nasab beliau bersambung dengan KH. Anwar bin Ali, pendiri Pondok Pesantren Tarbiyatul Nasyi’in Paculgowang, Jombang, sehingga beliau juga terhitung sebagai adik sepupu KH Anwar Mansur, pengasuh Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri.
Sedangkan, melalui jalur ibu, beliau bersambung kepada Nyai. Khoiriyah Hasyim, putri sulung KH. Hasyim Asy’ari yang dipersunting oleh KH. Ma’shum Ali, pengarang kitab Amtsilatu Tashrifiyyah.
Riwayat Pendidikan dan Karir Pengalaman
Seseorang yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1958 ini, mengawali pendidikannya di MI Parimono, SMPN 1 Jombang hingga SMPP (Sekarang SMAN 2 Jombang), selain itu, Gus Kikin juga menerima gemblengan pendidikan keagamaan langsung oleh Sang Abah, KH. Mahfudz Anwar di lingkungan Pondok Pesantren Sunan Ampel, Jombang, bersama santri-santri lainnya.
Setelah menamatkan pendidikan di Jombang, beliau kembali melanjutkan rihlah pendidikannya ke akademi pelayaran. Sejak itulah kariernya sebagai pelaut dimulai, bahkan Gus Kikin mendapatkan Ijazah No Limitation untuk berlayar, sebuah dokumen yang berarti¬ seseorang dapat menjalankan kapal tanpa ada batasan, dari sinilah karir nya mulai mentereng, yang kemudian beliau sempat¬ menjabat sebagai Kepala Kantor di Jakarta Lloyd Cabang Cilegon. sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pelayaran Samudra. Selain itu, Gus Kikin juga salah satu pemiliki Stasiun Televisi BBS Tv, yang sudah mengudara sejak 2008 silam.
Mengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng.
Awal mula Gus Kikin didapuk menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Tebu ireng setelah KH. Salahudin Wafat (Gus Sholah) wafat pada Bulan Februari 2020 silam, setelah sebelumnya ia sempat menjadi wakil Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng,
Sebelum Gus Sholah Wafat, beliau memang sudah mempersiapkan Gus Kikin sebagai pengganti, semenjak itulah Gus Kikin sering membantu dan banyak belajar dari Adik Gus Dur tersebut.
Walaupun Gus Kikin telah dipersiapkan Gus Sholah sebagai penerusnya, tetap diadakan musyawarah keluarga, dimana 200 lebih anggota keluarga yang terdiri dari seluruh keturunan KH. Hasyim Asy’ari berkumpul untuk memutuskan siapa yang akan menjadi pengasuh, hingga akhirnya Gus Kikin mendapat ridho dari segenap keluarga untuk menjadi pengasuh Pondok Pesantren Tebu ireng.
Menyuarakan Pendidikan Pesantren.
Perpaduan Ilmu Agama dan Ilmu Formal sekarang ini menjadi daya Tarik pesantren untuk mengembangkan kurikulum pendidikannya, regulasi kebijakan-kebijakan negara yang menuntut harus memiliki ijazah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi membuat pesantren harus mengembangkan system Pendidikan, agar nanti, santri-santri yang memiliki sdm unggul tidak kalah saing lantaran terhambat tidak memiliki ijazah formal.
KH. Abdul Hakim Mahfudz merupakan salah satu tokoh dari kalangan pesantren yang memiliki inovasi dan terobosan luar biasa, salah satu pemikiran yaitu mengenai model Pendidikan pesantren yang dapat menjadi contoh Pendidikan-pendidikan yang sekarang banyak menuai keresahan, menurutnya, keresahan itu disebabkan bahwa dunia kini mengalami VUCA, Valatility (volatilitas), Uncertainty (ketidakpastian), Complexity (kompleksitas), dan Ambiguity (ambiguitas).
Untuk mengatasi problem-problem tersebut, terbukti program Pendidikan swadaya masyarakat (Pesantren) bisa menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul, adaptif dan kompeten, bukan tanpa alasan, karena sistem ini telah dianut sudah sejak lama, sampai sekarang pun sudah sebanyak 28.194 lembaga. Dengan siswa berjumlah 18 juta, dan 1,5 juta pengajar, artinya pesantren mampu bertahan dalam berbagai perubahan (adaptif).
Apalagi diselipi nilai nilai untuk berperan aktif dalam mempertahankan keutuhan bangsa, seperti yang dicontohkan oleh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari, Gus Kikin juga menambahkan poin-poin penting mengenai kelebihan pesantren, diantaranya:
1. Pesantren mengolaborasi pendidikan dan pengajaran, mentransfer ilmu dalam ranah kognitif dan afektif,
2. Hubungan akrab antara santri dan kiai, mandiri dan sederhana, tolong menolong dan persaudaraan, disiplin dan tabah.
3. Wawasan keagamaan dan kebangsaan.
4. Penguatan pendidikan transendental (tarbiyah dan ruhiyah).
Begitulah sedikit hal mengenai Biografi KH. Abdul Hakim Mahfudz, semoga kita semua dapat mengambil motivasi dari pemikiran-pemikiran beliau…..