Khazanah 23 ; Raden Qosim Sunan Drajat Paciran Lamongan Jawa Timur
Bus sampai di paciran lamongan sekitar pukul 16.30, padahal jika sesuai dengan scedule harusnya kami sampai pada jam 15.30, jadi molornya hampir satu jam ya guys. Tapi nggak papa karena memang terhalang cuaca.
Grimis rintik-rintik mengiringi peserta khazanah 2023 untuk sampai ke maqom sunan drajat, padahal jarak antara parkiran dan maqom kurang lebih 250 meter. Dan yang menantang mqom beliau berada diperbukitan kecil desa ini, jadi hati-hati ya karena jalan menuju maqom tak semuanya beraspal.heheee
Sambil menunggu para dzuriyah rawuh, panitia selalu mendahulukan untuk bersholawat dengan harapan diberi kemudahan dan keselamatan ketika bertabarukan dengan sang baginda nabi melalui sholawat. Jangan pernah meremehkan sholawat ya guys, karena sholawat adalah ibadah yang paling ringan untuk dijalankan. Ketika kita niat sholawatan itu agar dilihat dengan orang lain pun (pamer) akan tetap mendapat pahala, jadi banyakin sholawat disetiap tempat agar hidup berkah.
Pukul 17.00 pembacaan tahlil pun dibuka, dengan dipimpin langsung oleh Gus Reza, putra pertama Almarhum Aalmaghfurlah K.H Imam Yahya Mahrus. Ketika pembacaan tahlil gerimis bukan malah hilang, tapi malah semakin deras membuat hawa dingin semakin terasa to the bone. Dingin tidak menghambat semangat para peserta ya, karena yang saya lihat mereka tetap berantusias dalam membaca setiap lafadz tahlil.
Diarea maqom ada tulisan dilarang memakai pengeras suara diwaktu tahlil, tapi rombongan kami tetap memakai pengeras suara, dengan catatan sudah ijin ke juru kunci maqom dan alhamdulillah diperbolehkan lho ya.
Alhamdulillah setelah pembacaan tahlil selesai, hujan pun reda tapi tetap saja tidak merubah suasana dingin menjadi hangat. Hahaha. Untuk proses pulang dari maqom didahulukan santri putri dengan jalan yang melewati pasar, sedangkan santri putra melewati jalan yang sama dengan awal pemberangkatan.
Laut menjadi tanda perpisahan kami dengan kota lamongan di malam hari ini.
Wallahu’alam