Khazanah 23 ; Syekh Maulana Ibrahim Asmaroqondi
Hawa dingin masih terasa, walaupun sudah tak ada rintik hujan yang turun. Perjalanan yang memakan waktu satu jam tidak begitu terasa karena kami ditakjubkan dengan pemandangan laut.
Jalan dari parkiran menuju maqom sangat sempit, akhirnya panitia memutuskan agar peserta berjalan dengan berpasang-pasang bukan dengan pasangan hidup lho yaa. Di area maqom terdengar lantutan sholawat yang lumayan lama. Saat Gus Reza rawuh, pembacaan tahlil langsung dimulai. Kali ini rombongan khazanah 2023 ini tidak menggunakan pengeras suara. Walaupun tanpa pengeras suara kami tetap dapat mengikuti pembacaan tahlil dengan khusyu’. yang harus kalian tahu, tanpa pengeras suara pun kami tetap kompak dalam pembacaan tahlil.
Sebelum masuk ke area maqom peserta khazanah melaksanakan sholat jama’ takhir qoshor maghrib isya’. Yang perlu diketahui air kamar mandi dan kran tempat wudhu’ terasa asin karena mengingat lokasi maqom dan laut sangat dekat, jadi hati-hati perih ketika terkena mata.
Setelah pembacaan tahlil selesai, peserta dikondisikan oleh panitia agar masuk kedalam bus, karena waktu yang terbuang di asmoroqondi lumayan banyak, jadi kita harus mengejar waktu yang tertinggal, soalnya kalau mau diulang pun juga tidak bisa. Heheheee
perjalanan segera dilanjutkan setelah peserta khazanah 2023 telah masuk ke dalam busnya masing-masing. menuju sunan bonang berarti tandanya siap dipaparazi dan siap ditawari minyak wangi ya guys.
wallahu’alam
About Post Author
Ahdatunn
Average Rating
- Annas pada “Orang yang Mampu Menandingi Gus Maksum, Hanya Yai Imam!”, -Kisah Keteladanan Yai Imam
- Siti pada Fenomena Ghosob yang Mengakar
- RandaTapak pada Self-Improvement: Meniti Paradigma dengan Lensa Berbeda
- arrofiq pada Pentas Seni Malam Literasi Menuju 1 Dasawarsa Pers Mahrusy
- Elnahrowi pada Tips dan Trik Dibalik Siswi Madin Berprestasi & The Best 1002 Nadzom Alfiyah