Khazanah23 Series; Makam Sunan Ampel
Surabaya, Pers Mahrusy.
(31/01) Rombongan sampai di Makam Sunan Ampel. Dari parkiran bus, lalu menyebrang jalan dan memasuki area kompleks Makam Sunan Ampel, mata para peserta langsung disambut para pedagang di sepanjang jalan menuju makam. Mulai dari pakaian muslim, kopeah, aksesoris, peralatan ibadah, buah-buahan, dodol, kurma, roti Maryam, sebagainya. Ya, mereka adalah pedagang kaki lima pasar Ampel.
Meski hari sudah larut, tapi semangat mereka tidak akan surut. Di jam 01.30 pembacaan tahlil dimulai dengan dipimpin Gus Reza sekaligus dengan do’anya . Makam Sunan Ampel terlihat besar menggunung. Menandakan beliau juga termasuk orang yang besar jasanya. Para peserta membaca tahlil dengan penuh khidmat, hingga barisan mereka yang memanjang sampai gerbang makam. Saking membludaknya peserta khazanah tahun ini. Bahkan untuk hal peletakan sendal yang tidak mencukupi mengharuskan timbul adanya tinggi menggunung-gunung tumpukan sendal para peserta. Dari sebagian mereka ada yang menaruhnya di plastik, agar tidak mengotori hati tempat. Juga sebagai tanda bahwa itu sendalnya. Mungkin.
Selain dari rombongan ziaroh Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah, para peziarah pun berdatangan dari mana-mana. Entah tua atau muda. Entah laki-laki atau wanita. Mereka tetap khusyu pada ziarohnya masing-masing.
Udara dingin tidak bisa dihindari. Selain karena malam, keberadaan Makam Sunan Ampel ini hanya ada atap. Sedangkan sekelilingnya tetap terbuka. Angin bebas berlalu lalang atau hanya sekedar menyapa kulit para peziarah yang tidak kenal lelah itu. Selain tentang ziaroh, Masjid Raya Ampel ini juga menyediakan kamar mandi yang memadai, mushola yang digunakan sebagai tempat istirahat para peziarah. Peziarah putra, ya di mushola putra dan peziarah putri, ya di mushola putri. Tetapi itu tidak berlaku bagi peziarah Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah, karena memang, selesai ziaroh langsung berangkat ke tujuan selanjutnya. Istirahat ya di mobil. Sudah dibilang, program khazanah ini sangat menekan pengoptimalan waktu.
Sebagaimana makam keramat para Auliya, kurang afdhol rasanya jika tidak berburu air. Entah santri sangat mengedepankan konsep barokah. Di sini, di Makam Sunan Ampel pun disediakan kendi-kendi air untuk minum para peziarah. Bagi yang haus bebas untuk mengambil air itu.
Setelah ziaroh para peserta akan melaksanakan sholat subuh berjamaah terlebih dahulu di Masjid Raya Ampel. Setela itu, rombongan kembali berangkat ke Makam Maulana Ainul Yaqin Sunan Giri.