Deru kendaraan mulai terdengar. waupun hanya memerlukan waktu 1 jam perjalanan dari gedongan menuju Gunung Jati tapi peserta khazanah 23 masih tampak mengantuk, terbukti ketika bus mulai berjalan mereka sudah pada posisi masing-masing untuk memejamkan matanya.
Sunan Gunung Jati adalah tujuan akhir dari khazanah ini, rasanya campur aduk antara senang dan tidak, karena dalam setiap tempatnya saya tahu bagaimana kiprahnya orang berilmu. Ketika mereka sudah tidak ada dalam artian wafat itu hanya sekedar jasadnya bukan raganya, makanya tidak heran ketika ada maqolah yang isinya orang berilmu itu tidak adanya dianggap ada, sedangkan orang yang nggak berilmu adanya dianggap tidak ada. Nauzubillahi min dzalik.
Kaki pun melangkah ke area Maqom. Area sekitar Maqom sangat aestetic. Kalian tahu nggak kalo sebelum jadi komplek pemakaman, area Maqom Sunan Gunung Jati adalah sebuah taman. Nahh, ketika Sunan Gunung Jati wafat, barulah area yang tadinya taman menjadi komplek pemakaman. Sampai saat ini pun tamannya masih ada lho, tapi syarat untuk masuk kita harus ijin ke Keraton Cirebon, jarak antara Keraton Cirebon dengan komplek Sunan Gunung Jati sekitar 7 km.
Selain itu, disetiap dinding Maqom terdapat piring-piring yang ditempel pada dinding, dan itu tidak hanya dalam area Maqom ya guys karena saya sempat kebagian masjid yang ada didekat Maqom dan hal demikian juga saya lihat. Uniknya lagi ketika saya berada di masjid tersebut saya melihat ada Al-Qur’an yang ditulis dengan tangan, tapi saya kurang tahu itu tulisan siapa.heheee. Ada lagi yang menarik di masjid tersebut ada tulisan ingsun titip tajug lan fakir miskin. Mungkin itu adalah wasiat Sunan Gunung Jati, untuk kepastian nya saya kurang tahu.hehe
Saya dan rekan saya sempat menemui salah satu penjaga Maqom. Namanya Pak Ilyas, beliau adalah salah satu keturunan prajurit atau abdi ndalemnya Sunan Gunung Jati. Karena yang bisa jadi penjaga Maqom hanyalah keturunan abdi ndalem beliau. Pak Ilyas ini telah menjadi penjaga Maqom mulai dari tahun 2000, berarti sudah 23 tahun beliau menjadi penjaga Maqom.
Pintu menuju Maqom Sunan Gunung Jati ini berjumlah 9 ya guys dan sekarang saya berada di pintu ke-4.Saya kembali ketempat peserta ziaroh berada. Masih menunggu beberapa saat untuk mulai membaca tahlil. Area sekitar Maqom terlihat sangat sakral ditambah ornamen yang ada sebagian berwarna coklat dan para penjaga Maqom yang terlihat rapi dengan baju putih, udeng-udeng, dan sarung yang menjadi ciri khas penjaga Maqom Sunan Gunung Jati.
Pembacaan tahlil dan do’a berjalan dengan lancar. Ketika do’a hampir selesai, hujan mengguyur Cirebon siang hari ini. Tapi tak apa karena hujannya hanya sesaat.
Seusai dari Maqom, peserta khazanah 23 dihimbau untuk melaksanakan sholat jama’ qoshor dzuhur dan ashar, barulah ketika sudah sholat peserta diperbolehkan belanja dipasar sunan gunung jati. Waktu belanja tidak banyak karena peserta khazanah 23 harus segera pulang ke pondok tercinta.
Alhamdulillah khazanah 23 berjalan dengan lancar, semoga kita semua bisa ngalap barokah dari para orang alim. Aminnn aminn ya robbal’alamin.
Wallahu’alam