Khazanah23 Series; Makam Masyayikh Gedongan
Cirebon, Pers Mahrusy.
(02/02) Gedongan adalah salah satu pesantren tertua di Kabupaten Cirebon. Pesantren ini didirikan sekitar tahun 1800-an oleh KH. Muhammad Said. Sebelum pesantren ini didirikan, Gedongan masih berupa hutan belantara. Tepatnya Pesantren Gedongan berada di Desa Ender, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon.
Dan kali ini, di jam 01 malam, rombongan khazanah ziaroh Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah tiba dengan 20 bus yang tersisa. Karena area makam berada di tengah pedesaan, membuat bus harus masuk dengan mengatur parkir sebaik-baiknya. Karena memang parkirnya berada di pinggir jalan utama desa yang cukup untuk dibilang sempit.
Para peserta berjalan perlahan beriringan menuju Makam. Sesampainya di sana, gerbang masuk bertuliskan Makam KH. Said dan segenap Masyayikh Gedongan. Oh, iya, alasan mengapa gedongan dijadikan tujuan ziaroh, karena di sanalah KH. Mahrus Aly dilahirkan. Para Dzuriyah Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah berinduk di sana, Cirebon.
Hubungannya lagi antara pendiri antara KH. Said dengan KH. Mahrus Aly adalah Ayahnya KH. Mahrus yaitu KH. Aly adalah menantu dari KH. Said. Jadi, KH. Said adalah kakeknya KH. Mahrus. Begitulah, kekerabatan para dzuriyah gedongan yang terbilang masih sangat dekat.
Akhirnya tahlil dimulai dengan dipimpin oleh Gus Izzul dan disambung do’a oleh Gus Reza. Udara malam yang dingin tidak membuat kendor semangat para peserta untuk tetap melafalkan kalimat-kalimat dzikir tahlil. Gelap langit terberi setitik cahaya dari lampu-lampu menggantung sisi sudut makam. Orang-orang masih terlelap dalam tidur nyenyaknya, tapi para santri-santri itu tiada lelah mengagungkan Asma Allah dalam mengharap barokah para Masyayikh Gedongan. Barokah para Ulama.
Setelah selesai, sampai tiba waktu subuh, para peserta melaksanakan sholat subuh di tempat yang sudah diarahkan panitia. Peserta putra sholat di masjid dan lokal kelas. Sedangkan peserta putri sholat di asrama putri dan aula putri Pondok Gedongan Nyai Ghaya.
Setelah itu, rombongan kembali beranjak menuju Makam Sunan Gunung Jati yang tidak jauh dari sana. Kira-kira menghabiskan waktu 1 jam perjalanan.