Khazanah23 Series; Makam Raden Fatah
Demak, Pers Mahrusy.
(01/02) Makam Raden Fatah berada di jantung Kota Demak. Tepat di sisi alun-alun. Bus parkir jauh dari makam dan para peserta diharuskan menaiki ojek untuk bisa sampai ke Makam Raden Fatah. Peserta putra berangkat terlebih dahulu, baru disusul peserta putri.
Sekilas tentang Raden Fatah, beliau adalah salah satu orang yang ikut andil dalam peruntuhan Kerajaan Majapahit dan berhasil mendirikan kerajaan Islam yang diberi nama Kesultanan Demak Bintara. Beliau juga orang pertama memimpin Kesultanan Demak tersebut, terhitung mulai tahun 1478 sampai 1518. Beliau juga mendapat penobatan sebagai Raden Raden Alam Syah Akbar oleh Para Wali Songo.
Di sana, selain ziaroh, peserta terlebih dahulu melakukan sholat jama taqdim qoshor Maghrib dan isya’ di Masjid Agung Demak yang gagah itu.busut punya usut masjid itu didirikan oleh para Wali Songo. Jika kita masuk kedalam, akan ada 4 tiang besar dan diberi nama; Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Ampel, Sunan Gunung Jati. Itulah bentuk andil jasa para Wali Songo dalam pembangunan Masjid Agung Demak. Setelah selesai sholat, para peserta langsung beranjak ke Makam Raden Fatah. Untuk penempatannya, peserta putri berada di barat makam dan peserta putra berada di selatan makam.
Jika kita perhatikan di awal pintu masuk, kita akan menemukan suatu makam bertuliskan Pangeran Singo Yudo. Dan jejer 3 makam besar, selain Makam Raden Fatah ialah makam Dewi Muthosimah dan Makam Raden Patiunus. Tahlil dipimpin oleh Gus Izzul dan do’anya dibacakan oleh Gus Melvin. Berbeda dengan kebanyakan makam, di sana tidak satu pun ditemukan para penjual oleh-oleh. Karena memang dilarang. Jadi, para peziarah bisa ziaroh dengan tenang. Apalagi panitia keamanan, tidak perlu susah payah untuk menghalau gejolak belanja para peserta.
Makam Raden Fatah langsung ke arah langit lepas. Karena memang tidak ada atap. Suara gema tahlil rombongan khazanah ziaroh Pondok Pesantren HM Al-Mahrusiyah membelah dingin rintik gerimis dan gelap langit tanpa bintang. Suara semangat mereka membumbung di angkasa.
Setelah selesai, peserta kembali. Peserta putra terlebih dahulu, baru kemudian peserta putri. Untuk menuju bus di parkiran, peserta tetap harus menaiki ojek. Satu motor 2 penumpang dan hanya dihargai 15 ribu. Motor melaju ke jantung kita. Melihat gemerlap kota ketika malam. Ternyata banyak dari sebagian orang yang belum tidur. Ada yang masih kerja, ada yang baru pulang kerja, ada yang jadi pedagang, ada yang jadi pembeli, dan lainnya. Macam-macam.
Di bus pun, para peserta dibagikan makan malam. Dan setelah ini, rombongan akan meluncur ke Cirebon untuk ziaroh ke Makam para Masyayikh Gedongan.