Menukil sebuah qishoh yang disampaikan dalam kitab Tarbiyatul Walad karya seorang ulama nusantara yang mahakaryanya mendunia As-Syaikh Ahmad Yasin Asymuni. Dalam kitab tersebut dijelaskan tentang konsep parenting Islami mulai dari awal kelahiran sang bayi hingga sebelum baligh. Dalam bab pertama dijelaskan tentang anjuran kesunahan bagi seorang muslim untuk ikut berbahagia ketika ada sesama saudara muslim yang baru melahirkan seorang bayi.
Faidah daripada perasaan dan sambutan kebahagiaan adalah untuk menguatkan ikatan persaudaraan muslim, menambah kemistri kekeluargaan, serta membentangkan sayap cinta dan kasih sayang ditengah kehangatan saudara muslim. Tidak hanya perasaan bahagia saja yang disunahkan, namun mendoakan sang bayi juga merupakan bentuk kesunahan sesama saudara muslim. Dalam kitab tersebut juga diceritakan seorang paman nabi yang kita ketahui adalah Abu Lahab.
Diceritakan oleh Imam Suhail bahwasannya Sayyidina Abbas pernah suatu ketika bermimpi dalam tidurnya melihat sosok Abu Lahab. Ketika itu Abu Lahab sudah wafat dan dilihatnya dalam keadaan yang buruk. Lalu Sayyidina Abbas bertanya pada Abu Lahab, ”mengapa engkau dalam keadaan seperti itu?” Abu Lahab akhirnya menjawab, ”setelah aku berpisah dengan kalian, aku tidak merasakan peristirahatan yang enak kecuali siksa yang diringankan kepadaku setiap hari senin”. Karena hari senin hari dimana kanjeng nabi itu dilahirkan.
Sehingga Abu Lahab juga turut berbahagia atas kelahiran nabi sampai-sampai Abu Lahab mengirimkan budaknya yang bernama Tsuwaibah untuk turut membantu proses kelahiran sang nabi. Berkat kebahagiaan menyambut kelahiran rasul, rahmat Allah pun turun kepada Abu Lahab sehingga adzab tidak menyentuhnya setiap hari senin. Masyaallah sebuah keberkahan bagi Abu Lahab hanya karena ikut bahagia di hari miladnya kanjeng nabi.
Dari hikayah tersebut bisa kita ambil hikmah bahwa sekecil apapun bentuk kebaikan atau kebahagiaan yang kita lakukan pada orang lain jangan disepelekan. Karena kita tidak akan pernah tahu sesuatu tersebut akan menjadi penolong atau bahkan rahmat di kemudian hari. Hikmah lainnya juga bisa kita petik bahwa tradisi maulid nabi yang biasanya kita lakukan merupakan ibroh bagi setiap muslim untuk selalu melanggengkan sholawat sebab cinta dan rindu pada kekasihNYA.