Kriteria Pemimpin Ideal Versi Imam Al-Mawardi
Topik pembahasan seputar kriteria pemimpin ideal. Disini penulis akan mengenalkan kitab monumental karangan Imam Al-Mawardi yang berjudul Ahkam Sulthoniyah. Kitab salaf ini mengupas tentang bagaimana pembentukan dan penerapan tata negara menurut syariat islam yang telah di contohkan di zaman ke khalifahan dengan isi pembahasan hukum-hukum bagaimana Islam berpolitik.
Siapakah Imam Al-Mawardi? Beliau merupakan ulama terkemuka yang dilahirkan di Basrah pada tahun 364 Hijriyah bertepatan dengan tahun 974 Masehi. Di tanah kelahirannya beliau hidup di lingkup keluarga yang memiliki tradisi kuat sebagai penjual air mawar. Oleh sebab itu ahli sejarah memberi gelar Al-Mawardi yang dinisbatkan pada air mawar.
Kemudian beliau melakukan rihlah tholabul ilmi dengan hijrah ke Kota Baghdad untuk memulai karir sebagai hakim di daerah Baghdad dan Basrah. Tak lama setelah itu beliau dilantik menjadi hakim agung pada tahun 429 bertepatan 1073 masehi. Dalam manaqib hidupnya beliau dikenal sebagai ahli diplomasi, oleh karena kedekatannya dengan kekuasaan dan tumbuh pada masa kejayaan Islam beliau lahir menjadi seorang pemikir islam yang ahlli politikus. Hingga keluasan pemikirannnya dalam bidang politik beliau tuangkan dalam kitab monumental yang berjudul Ahkam Sulthaniyah.
Kitab Ahkam Sulthaniyah ini terdiri dari sembilan belas sub bagian yang menjelaskan hukum-hukum bagaimana menjalankan pemerintahan yang baik. Diantaranya pada bab 1-5 membahas tentang konsep pengangkatan kepala negara atau presiden dalam istilah indonesianya, pengangkatan mentri, pengangkatan gubernur provinsi, pengangkatan pemimpin jihad, serta pemimpin polisi dalam negeri.
Dilanjutkan pada bab 6-10 mengupas tentang jabatan qadhi atau hakim, jabatan mazhalim, perwakilan keluarga terhormat, imam-imam sholat, dan pimpinan ibadah haji. Kemudian pada bab 11-19 membahas tentang petugas pemungut zakat, pembagian fai-i dan rampasan perang, penentuan jizyah dan kharaj, wilayah-wilayah yang memiliki hukum tertentu, mengelola tanah dan mengeksplorasi air, tanah yang dilindungi (hima) dan fasilitas umum, hukum iqtha’ , diwan (administrasi negara) beserta peraturannya, dan terakhir membahas ketentuan-ketentuan kriminalitas.
Diantara syarat-syarat yang harus dipenuhi calon kepala negara prespektif Kitab Ahkam Sulthaniyah. Dalam Kitab Ahkam dijelaskan bahwa orang yang berhak dicalonkan menjadi kepala negara wajib memiliki tujuh syarat diantaranya:
Keseimbangan (al-‘adalah) yang memenuhi semua kriteria.
Mempunyai ilmu pengetahuan yang membuatnya dapat melakukan ijtihad untuk menghadapi kejadian-kejadian yang timbul serta untuk membuat kebijakan hukum.
Pancaindra lengkap dan sehat dari segi pendengaran, penglihatan, lidah, dan sebagainya sehingga mampu untuk menangkap dengan benar dan tepat apa yang ditangkap oleh indranya itu.
Tidak ada kekurangan pada anggota tubuh yang menghalangi untuk bergerak dan cepat bangun.
Visi pemikirannnya baik sehingga dapat menciptakan kebijakan bagi kepentingan rakyat dan mewujudkan kemaslahatan mereka.
Mempunyai keberanian dan sifat menjaga rakyat yang mempertahankan rakyatnya dan memerangi musuh.
Mempunyai nasab dari suku Quraisy. Untuk syarat yang terakhir ini bisa disesuaikan dengan perkembangan zaman dan daerah masing-masing.
Maka dari itu, tentu sangat menarik dan cocok sekali mengkaji Kitab Ahkam Sulthaniyah, agar tidak meleset memilih pemimpin negara yang diidam-idamkan dan tentunya yang mensejahterakan. Karena sebenarnya memilih pemimpin itu sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Maksudnya bagaimana?
Misalnya, jika negara tersebut mengalami bughot atau pemberontakan berarti negara tersebut membutuhkan pemimpin yang pemberani dan berjiwa militer, kemudian jika negara tersebut mengalami krisis pendidikan dan pengetahuan maka negara tersebut membutuhkan pemimpin yang memiliki akademis tinggi dan wawasan yang luas, terakhir jika negara tersebut membutuhkan pemimpin yang humanis dan peduli dengan rakyat maka membutuhkan pemimpin yang merakyat.
Dari sini dapat kita tarik kesimpulan bahwa untuk memajukan suatu negara serta mensejahterakan rakyatnya dibutuhkan sosok pemimpin yang sesuai dengan porsi kebutuhan paling mendesak dari negara tersebut. Karena menurut prespektif Kitab Ahkam Sulthaniyah karya Imam Al-Mawardi memilih pemimpin itu bukan pada keahlian tertentu tapi pada kebutuhan apa yang paling mendesak.
Jadi, sudah tergambar pembaca ingin memilih siapa? Jika ingin mengetahui lebih lengkap lagi tentang bagimana karakter pemimpin yang ideal silahkan kaji kitab monumental Ahkam Sulthaniyah buah tinta Imam Al-Mawardi. Waallahu a’lam
Oleh: Anisa Fitri Ulhusna.