web analytics

La Tahzan, Karena Kehidupan Adalah Teka-Teki Misteri Tuhan

La Tahzan, Karena Kehidupan Adalah Teka-Teki Misteri Tuhan
0 0
Read Time:3 Minute, 3 Second

Bukankah setiap manusia memiliki catatan takdirnya masing-masing. Lalu apa yang harus dikhawatirkan jika alur kehidupan ini telah diatur dengan sedemikian rupa indahnya oleh Allah Tuhan semesta alam.

Merasa terpuruk dan kesepian, semua orang pasti pernah merasakannya. Hingga kadang pula terasa seperti putus harapan untuk menyambung kehidupan, namun tak tau apa yang sedang dipermasalahkan, benar begitu bukan?

Dulu sewaktu kecil kita selalu berharap menjadi orang dewasa, karena orang dewasa bisa melakukan segalanya yang disuka. Seperti tak perlu lagi merasakan dinginnya mandi pagi, belajar tiap hari, dan mengerjakan berbagai macam tugas sekolah yang harus ini dan itu.

Namun, nyatanya ketika kita telah memasuki usia remaja menuju dewasa, kita baru sadar ternyata menjadi orang dewasa tak semenyenangkan yang kita kira dulu, berbagai masalah berlalu kemudian datang lagi yang baru. Sekarang bukan lagi masalah bertengkar karena memperebutkan boneka tapi tentang tanggung jawab, amanah, dan masa depan yang harus dipikirkan. Belum lagi masalah lingkungan pertemanan yang kadang kurang bersahabat itu menjadi salah satu problematika tersendiri bagi pergaulan orang dewasa.

Benar bahwa orang tua kita mendidik kita menjadi pribadi yang mandiri. Karena dimasa depan siapa lagi yang akan merawat diri kita selain diri kita sendiri. Tak mungkin kita selalu bergantung pada ayah ataupun bunda. Karena suatu saat kita akan dewasa dan mereka akan semakin menua.

Hidup didunia ini bagaikan sekenario cerita yang dipandu sang sutradara. Dimulai dari orientasi, kemudian pengenalan masalah, klimaks, peleraian, dan selesai. Begitulah seterusnya sampai kita menutup mata didunia ini untuk selama-lamanya.

Bermula dari orientasi semua tokoh pasti berbahagia, gambarannya ketika kita dilahirkan di dunia, namun ketika beranjak pada pengenalan masalah, disitulah para pemeran mulai merasa gelisah, gambarannya seperti kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi karena hadirnya anggota keluarga baru yang harus dihidupi. Hingga mencapai puncaknya atau klimaks ketika si bayi semakin tumbuh dewas dan memiliki problematikanya sendiri. Disinilah setiap individu akan disibukkan mengurus permasalahannya masing-masing.

Setiap tokoh pasti ingin selalu merasa bahagia. Namun, bukan seperti itu konsep kehidupan yang diumpakan dalam gambaran roda kehidupan yang selalu berputar. Kadang kala kita akan diatas merasakan bahagia dan kadang pula kita dibawah merasakan duka.

Lelah itu hal wajar karena kita hanya manusia dengan segala kekurangannya. Didunia ini tak ada sesuatu yang sempurna kecuali hati kita hadir untuk mensyukurinya. Seperti nasihat kehidupan yang disampaikan oleh Imam Syafi’i:

ولا تجزع لحا دثة الليا لي فما لحوادث الد نيا بقاء
Jangan risau dan jangan terlalu memikirkan apa yang terjadi di dunia ini, karena didunia, tak ada keadaan yang abadi

ولا حزن يدوم ولا سرور ولا بوس عليك ولار خاء
Tidak ada kesedihan yang abadi, begitu juga kebahagiaan. tidak ada kemalangan yang abadi begitu juga kenyamana.

إذ ما ما كنت ذا لب فنوع فأ نت و ما لك الد نيا سواء
Akan tetapi jika engkau memiliki hati yang lapang, yang menerima dan bersyukur atas setiap apa yang diberikan Allah, maka engkau akan, hidup nyaman bagaikan raja yang menguasai, seluruh dunia.

Maka dari itu, jangan bersedih karena sejatinya dunia ini adalah teka teki misteri milik Tuhan. Akal tak sempurna kita tak akan mampu melogika takdir tuhan seperti apa yang sedang direncanakan untuk kita.

Terkadang kita diberikan ketimpangan nasib yang begitu memilukan hati, namun siapa sangka setelah itu Allah memberi kita kebahagiaan tiada tara yang tak disangka-sangka. Jangan merasa sendiri karena Allah selalu ada bersama kita dimanapun kita berada. Teruslah panjatkan do’a-do’a dan hajat-hajat mulia, karena Allah adalah dzat yang maha pengasih, Maha Penyayang, lagi Maha Mendengarkan.

Harapan-harapan yang kita langitkan suatu saat pasti akan terealisasikan asalkan kita mampu untuk bersabar. Untuk waktunya kapan itu adalah hak Tuhan sang pemilik segala ketetapan. Allah tak akan pernah lupa dengan keinginan kita yang diadukan pada-Nya meskipun memori kita sendiri telah melupakannya. Wallahu a’lam.

About Post Author

Annisa Fitri Ulhusna

Santri Al- Mahrusiyah Lirboyo, Kediri. Santri ngabdi kiai dan seorang gadis penggemar literasi
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like