Ikut School Contest JWRK, MA Al-Mahrusiyah mengusung Mading 3 D Gen-Z Verse, Merawat Tradisi Mengawal Inovasi
Halo Sahabat GenZ Verse, selamat datang di Mading 3D persembahan Team Mahrusy.
Yap, mading edisi kali ini kami mengangkat tema “GenZ Verse, Merawat Tradisi Mengawal Inovasi”
Alasan kami menggunakan tema itu adalah sebagai pengingat kepada generasi Z, meskipun semesta kita ini beda, kita tidak boleh lupa terhadap semesta yang telah diciptakan oleh generasi sebelum kita. Contoh semesta atau verse yang diciptakan sebelum kita yang ada di Kabupaten Kediri adalah arca Totok Kerot, Kawasan Gunung Kelud, perkebunan nanas yang kami tampilkan di Mading 3D ini.
Tapi, disisi lain kami juga menjadi pengawal inovasi zaman ini, contohnya seperti mengawal inovasi untuk mengembangkan sektor pariwisata melalui digital dan memasarkan melalui e-commerce dimana GenZ sudah handal dibidang ini. Selain itu, GenZ juga telah mengawal budaya, tepatnya budaya cangkruk di Angkringan.
Yap, peran GenZ memang sangat penting, karena masa depan Kabupaten Kediri ini ada ditangan GenZ. Maju atau mundurnya Kabupaten Kediri tercinta ini ada ditangan GenZ. Dan GenZ bisa memanfaatkannya dengan memaksimalkan pengetahuannya malaui bidang digital.
Untuk memudahkan informasi dalam Mading 3D ini, pembaca yang Budiman dan budiwati akan kami suguhi beberapa rubrik, diantaranya:
Sajian Utama: Gen Z Verse, Merawat Tradisi Mengawal Inovasi
Ekonomi: Mengulas Potensi kebun Nanas di Kab. Kediri
Nanas di Kabupaten Kediri sudah menjadi icon tersendiri. Maka GenZ harus bisa mepertahankan bahkan mengembangkan. Salah satu caranya adalah turut serta memasarkannya melalui marketplace. GenZ sebagai insan yang memiliki pengetahuan tentang e-commerce bisa dong membantu petani nanas bagaiamana caranya memanfaatkan e-commerce. Apalagi Mas Dhito, Bupati Kabupaten Kediri sekarang sedang gencar-gencarnya loh mengembangkan vareitas nanas Pasir Kelud (PK-I). Bahkan Nanas PK-I ini menjadi yang pertama di Indonesia yang melakukan pembenihan melalui stek batang di pusatkan di perkebunan nanas Kecamatan Ngancar yang masih dibawah kaki Gunung Kelud.
Kualitas nanas PK-I ini bukan main, unggulan dan rasanya manis, namun bisa dibeli dengan harga terjangkau. Nanas ini dipasaran bisa dibeli dengan harga antara Rp. 4.500 hingga Rp. 8.850 per kilogram. Yap, dengan mengonsumsi nanas, kesehatan kita juga bisa berkualitas. Karena didalam buah nanas ini mengandung vitamin, mineral, dan antioksidan.
Budaya: Mengulas Kebiasaan Cangkruk Warga Kabupaten Kediri
Salah satu sifat GenZ adakah seharian full berkutat didunia digital. Budaya itu sudah kental. Karena suntuk, maka muncul budaya baru, yaitu cangkruk disebuah angkringan sambil menyeruput kopi Good Day yang rasanya aduhai. Budaya cangkruk ini terbilang unik. Karena angkringan yang identik dengan orang tua dan paruh baya, sekarang budaya itu bergeser dan banyak dinikmati oleh GenZ.
Di angkringan ini para GenZ nongkrong dan bersosial, mabar bahkan ngonten dan penuh dengan suasana harmoni. Selain bisa meningkatkan kerukunan antar pemuda GenZ, nyangkruk di angkringan ini juga turut mengerek tuas roda ekonomi UMKM Kabupaten Kediri. Sehingga ekonomi lebih bergairah. Maka budaya ini patut dipertahankan.
Pariwisata & Sejarah: Mengulas Arca Totok Kerot dan Kawasan Gunung Kelud.
Gunung Kelud ini ibarat bongkahan rezeki yang diberikan kepada warga Kediri. Yap, selain sudah disebutkan diatas, yaitu gunung Kelud sebagai area yang bisa dijadikan pusat pertanian dan perkebunan. Hadirnya gunung Kelud juga berfungsi sebagai objek pariwisata. Nah, karena areanya pegunungan. Sangat cocok apabila GenZ melancong ke gunung Kelud dengan mengendarai motor Yamaha Fazio. Tenaganya kuat, lajunya cepat dengan bahan bakar pun bersahabat.
Selain itu, GenZ juga tidak boleh lupa dengan sejarah. Salah satu sejarah yang perlu diketahui GenZ adalah Arca Totok Kerot yang berada di Desa Bulupasar, Kecamapatan Pagu, Kabupaten Kediri. Arca ini merupakan bukti kesaktian Sri Aji Jaya Baya dengan tangan saktinya. Dilansir dari Detik.com dalam sebuah cerita rakyat yang terkenal di Kabupaten Kediri arca tersebut adalah penjelmaan puteri cantik dari seorang demang di Lodoyo, Blitar. Dia berkeras ingin diperistri oleh Sri Aji Jayabaya, meski keinginannya tersebut ditentang oleh sang ayah.
Karena tak mendapatkan restu orang tua, sang puteri nekat datang ke Kediri dan terlibat peperangan dengan pasukan dari kerajaan, dimana dikisahkan kemenangan akhirnya berpihak kepadanya. Sebagai tuntutan atas kemenangannya, sang puteri bersikeras ingin ditemui oleh Sri Aji Jayabaya, dimana apabila keinginan tersebut tak dikabulkan dia akan membuat onar.
Tuntutan sang puteri terkabulkan, dimana saat berhasil bertemu dengan Sri Aji Jayabaya dia kembali menyampaikan keinginannya untuk diperistri. Namun Sri Aji Jayabaya bersikukuh menolak keinginan sang puteri dan terjadi perang tanding diantara keduanya. Setelah sang puteri terdesak, Sri Aji Jayabaya mengeluarkan sabda dengan menyebut sang puteri memiliki kelakuan seperti buto, hingga akhirnya terwujudlah sebuah arca raksasa.
Nah, Kisah sejarah seperti ini musti dipertahankan oleh GenZ dengan cara meviralkan di Media Sosial. Apalagi di sekitar area arca totok kerot ini terdapat spot-spot yang instragamable. Bisa deh mengunjungi peninggalan sejarah ini. Jadi Gen Z bisa merawat tradisi dengan cara menjaga dan sejarah ini dan juga mengawal inovasi dengan cara memasarkan dan menyebarkan area ini melalui media sosial agar masyarakat luar bisa mengenal.