Suatu ketika, terjadilah percakapan antara seorang santri dengan kyai.
Hasan:”Sesungguhnya aku sangat mencintai para Guru-Guru ku, layaknya cintanya seorang murid dengan Guru,”
Husein:”Tentu, labudda, sekalipun beliau melakukan kesalahan,”
(tanpa mereka sadari, ternyata pak kyai tersebut tengah mendengarkan perbincangan di antara mereka berdua)
Pak kyai malah melemparkan batu kepada mereka berdua.
Hasan:”maaf kyai, kenapa kok kyai malah melemparkan batu kepada kami? Apa salah kami? Padahal kami cinta!
Pak kyai:”jika memang benar-benar kamu cinta kepadaku, maka musibah apapun yang terjadi akan kau terima,:”
Seketika itu kedua santri pun diam tanpa sepatah kata apapun.
Pesan:
Apapun itu, yang guru kalian katakan atau perintahkan kepada kalian, maka lakukanlah! Selagi tidak melenceng dari sebuah kebenaran, karena seorang guru, tidak akan mungkin menyesatkan muridnya dan selalu anggaplah guru kalian itu benar, meskipun beliau pernah melakukan kesalahan. Dan juga, sejengkel-jengkelnya kalian dengan guru, janganlah sampai ada prasangka buruk dalam hati, membuat beliau ghodob, apalagi sampai membicarakan aib-aib beliau, karena akan menyebabkan tidak ridhonya atas ilmu yang beliau berikan, dan ketika guru tidak ridho, maka tidak akan ada yang namanya barokah, ketika tidak ada barokah apapun yang dilakukan akan mengalami kesulitan, jadi yang terpenting itu adalah barokah.
Mustahiq saya sering dawuh:
Ketika saya tidak ridho dengan semua ilmu yang saya berikan, maka brhati-hatilah dengan masa depan kalian. Pinter itu tidak penting, yang penting itu adalah barokah, dengan barokah apapun itu insyaAllah akan menjdi mudah.
Oleh: Al-Faqir