Masyarakat Sejahtera
Kemakmuran dan kesejahteraan rakyat adalah tujuan akhir yang tidak bisa dirubah dengan hal apapun. Kesejahteraan hidup disuatu negara juga menjadi kesejahteraan hidup di akhirat, Sebab terlepas dari perkara dunia. Kegiatan spiritual seperti halnya beribadah kepada Allah Swt tidak cukup hanya dengan individual akan tetapi harus kita topang dengan ibadah sosial yang dapat di bentuk dalam bermasyarakat.
Seseorang perlu merevisi moral dalam beragama maupun bernegara untuk menuju kehidupan yang elegan. Membangun moral nasional kita juga perlu memprioritaskan dalam merubah pandangan berfikir mengenai pembangunan negara yang berkualitas. Kualitas cara pandang dan memahami tatanan negara yang baik, karena hal itu menjadi harapan utama dalam merubah cara pandang kemasyarakatan. Mewujudkan negara yang bermoral sempurna sangatlah sulit jika tidak memperhatikan tiga aspek yang selaras atau tiga dimensi yang konstruktif untuk membangun negara sosial. Seperti maqolah yang ada didalam buku Bi’ah Progresif, yaitu sebagai berikut:
ولا بدّ أن تشمل عملية الإعمار المطلوبة شرعا جوابب الحياة الثلاث: المدة, الروح, لعقل. بتوازن وانضباط. بحيث لايطغى جانب على أخر
Artinya; “Merupakan suatu keniscayaan dalam aktifitas pembangunan nasional selalu bersumber dari tiga dimensi. Yakni materi, ruh dan akal. Dengan prinsip keseimbangan dan proporsional. Sekiranya tidak terjadi ketimpangan antara satu dengan yang lainnya.”
Aspek akal itu berfungsi mempelajari dan mengatur moralnya negara. Aspek ruh (tahqiq al ma’rifat) atau bisa dikatakan aspek rasio, dapat mengendalikan pola kesejahteraan rakyat. Aspek materi merupakan obyek pembangunan negara yang berfungsi sebagai pengatur perekonomian dengan segala potensi yang ada.
Dalam negara kita juga memiliki tujuan untuk menuju negara sejahtera, sebagaimana yang dijelaskan dalam UUD Republik Indonesia 1945, yaitu “Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat”, hal itu tidak akan pernah terwujud jika negara ini masih terjadi berbagai kerusakan. Sampai sekarang ini, masih banyak segala kerusakan di negara kita yang disebabkan oleh ulah manusia, karena juga masih banyaknya pemerintah yang hanya mengandalkan pengelolaan dan pemanfaatan kakayaan alam indonesia yang melimpah.
Kekayaan alam yang melimpah menjadikan indonesia untuk bergerak masif, dalam menjalankan perekonomian maupun membangun kesejahteraan rakyat. Soalnya dalam segi ekonomi, menyebabkan manusia memiliki keinginan untuk memenuhi segala kebutuhan. Semua itu terjadi karena setiap makhluk hidup mempunyai unsur internal, yaitu nafsu dan emosi. Menuju kesejahteraan rakyat bukan hal yang mudah untuk dicapai. Kebiasaan, trend bahkan kepercayaan pun bisa muncul baru disetiap bertambahnya tahun, maka syariat didalam negara tidak berlaku mutlak untuk semua kasus, tetapi situasional. Syariat ialah panduan untuk memilih sikap atau tindakan yang tepat dalam berbagai konteks situasional yang berbeda-beda. Oleh sebab itu para ulama menyusun suatu rumusan panduan syariat yang berupa teori-teori dan kaidah-kaidah fiqih untuk menuju masyarakat sejahtera. Diantara kaidah-kaidah yang tertulis didalam buku Ngopi di Pesantren, yaitu sebagai berikut:
.الأمور بمقاصدها. والشّيئ الواحد يتّصف بالحلّ والحرمة باعتبار ما قصد له
Artinya; “Semua urusan dilihat berdasarkan tujuan yang akan dicapai. Dengan demikian, suatu urusan diperbolehkan atau dilarang sesuai tujuan apa yang akan dicapai.”
.إذا تعارض الضرورتان قدم أخفهما
Artinya; “Apabila dua pilihan saling bersaing , didahulukan (dimenangkan) yang lebih ringan kejelekannya.”
Sudah saatnya kita sadar akan fungsi dan manfaat dari sesuatu yang baru. Masyarakat dan pemerintah harus sadar dengan program-program yang telah ditentukan demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam firman-Nya:
.هو أنشأكم من الأرض واستعمركم فيها
Artinya; “Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu sebagai pemakmurnya.” (QS. Hud: 30).
Hidupnya manusia dalam negara sudah merupakan kewajiban baginya untuk mencintai, menjaga, merawat dan mensejahterakan dalam bermasyarakat. Mulai dari geraknya masyarakat yang masif program-program negara sedikit demi sedikit akan mengalami perbaikan diri dari skala lokal maupun global. Gerakan ini akan terwujud dengan sepenuhnya, jika pemuda penerus bangsa berani menghadapi segala permasalahan dengan bersama-sama.