Remaja merupakan salah satu tahapan kehidupan psikologis yang penting bagi setiap manusia. Pada usia remaja merupakan masa peralihan dari usia anak-anak ke usia dewasa, penanaman nilai-nilai terpuji sangatlah penting, apabila disaat remaja di isi dengan kegiatan yang baik, maka akna membentuk pribadi yang baik juga, sehingga mereka bisa mempersiapkan diri dalam kehidupan yang akan datang dengan baaik.
Remaja menurut Departemen pendidikan nasional (Depdiknas, 2002) adalah usia muda atau mulai dewasa, sedangkan remaja menurut William (2002) merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa , dapat di simpulkan bahwa remaja adalah usia transisi, seorang individu telah meninggalkan usia kanak-kanak yang lemah dan penuh ketergantungan, akan tetapi belum mampu ke usia yang kuat dan penuh tanggung jawab .
Bentuk nilai- nilai terpuji pada remaja, salah satunya adalah mengembangkan wawasan keilmuan bagi remaja adalah giat dan disiplin dalam belajar baik secara individu maupun kelompok belajar. Pada saat remajalah waktu yang tepat untuk mencari ilmu dan belajar.
Supaya menjadi remaja yang berkualitas di butuhkan ilmu-ilmu yang menunjang untuk untuk kebaikan dunia maupun akhirat. Sehingga mampu melahirkan karya-karya bermutu dalam berbagai bidang seperti seni, sains, tekhnologi dan ilmu agama.
Selain tentang keilmuan, remaja masa kini juga perlu bijak dalam menggunakan media sosial, karena, media sosial memiliki jangkauan yang luas, tanpa dibatasi ruang dan waktu, penggunaan media sosial dengan tidak bijak akan mengakibatkan rusaknya nilai-nilai persatuan (ukhuwah), dan akan membahayakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Bahkan, bisa merusak morsal remaja itu sendiri bila tidak menggunakan media sosial dengan tidak baik.
Menghindari pergaulan bebas dan kata-kata toxic , di era globalisasi ini remaja millenial senang sekali mengikuti perkembangan zaman hingga lupa dengan akidah-akidah keagamaan, itu disebabkan oleh pergaulan yang tidak baik, mereka akan sulit memfilter ucapannya dan akan berkata toxic atau tidak baik yang meracuni mereka. Karena, sejatinya usia remaja memang mencari jati diri serta senang bergaul tanpa berfikir dampak setelahnya. Pergaulan bebas benar-benar harus dihindari, saat sudah terjerumus kesana. Maka akan suli untuk bebas.
Dan yang terpenting adalah menanamkan nilai-nilai syari’at keagamaan. Pengetahuan tentang syari’at sangatlah minim pada remaja, terkadang mereka sudah tahu jika ada hal-hal yang tidak diperbolehkan oleh syari’at. Namun, mereka tetap melanggarnya padahal hal tersebut bisa merusak diri mereka sendiri. seperti pacaran, kini banyak yang menganggap pacaran adalah hal yang biasa, namun hal yang haram tidak akan bisa menjadi haram.