web analytics

Mengembalikan Ingatan Negeri Pada Peran Kiai

Mengembalikan Ingatan Negeri Pada Peran Kiai
KH. Mahrus Aly Lirboyo
0 0
Read Time:2 Minute, 40 Second

Mengembalikan sejarah bangsa pada perjuangan kepahlawanan ulama adalah tugas kita sebagai santri yang sedang melakukan tholabul ilmi di panggung negeri ini. Indonesia tidak hanya dibentuk dengan senjata, darah, dan air mata. Tetapi karena keikhlasan dan perjuangan kepahlawanan ulama yang berjiwa merah putih dalam memerdekakan bangsanya.

Sejarah mencatat para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut. Karenanya para santri dengan caranya masing-masing bergabung dengan seluruh elemen bangsa yang lain melawan penjajah.

Peristiwa 22 Oktober menjadi penanda adanya keterkaitan antara santri dengan tegaknya Indobnesia dengan munculnya para pahlawan bangsa. Sebagaimana diketahui Hari Pahlawan adalah 10 November yang menanadai adanya perlawanan terhebat rakyat Indonesia terhadap Belanda. Dengan ditetapkannya 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional dapat dijadikan penanda terjadinya peristiwa 10 November. Karena 20 hari sejak 22 Oktober hingga 10 November merupakan momentum bersejarah para santri dalam berjihad memperjuangkan hak Indonesia.

Kontribusi nyata peran santri dan kiai  terhadap negara ini sudah tidak terhitung lagi. Peranan pesantren tidak hanya sebatas ruang keagamaan namun mampu menembus ruang kebangsaan. Beberapa bukti pengabdian santri dan kiai selain peristiwa bersejarah 22 Oktober hingga 10 November  dapat dilihat keteladanan ulama dalam membingkai kemerdekaan.

KH. Mahrus Aly adalah salah satu tokoh ulama yang tidak pernah absen dari catatan perjuangan negeri ini. Sosoknya yang memiliki keberanian dan tekad yang kuat patut diapresiasi oleh negara dan bangsa. Bahkan ketika Jepang berkuasa, KH. Mahrus Aly pernah menjadi anggota Kamikaze (tentara berani mati). Hal ini dilakukan untuk menimba ilmu dari penajajah yang nanti bisa digunakan sebagai bekal perjuangan melawan penjajah yang tak lain adalah Jepang sendiri dan bangsa-bangsa asing lainnya.

Pada tahun 1943-1944 KH. Mahrus Aly mengutus beberapa santri Lirboyo untuk menggantikan beliau berlatih tentang teknik perang yang kemudian diajarkan kepada santri Lirboyo lainnya. Kemudian waktu kemerdekaan tiba, Komandan Sudanco selaku mayor di Kediri melapor kepada KH. Mahrus Aly bahwa Indonesia telah merdeka. Akhirnya seluruh santri Lirboyo pun dikumpulkan di serambi masjid dan diberitahukan kabar kemerdekaan.

Kemerdekaan telah digaungkan namun Indonesia masih belum mempunyai ruang independen dalam mengatur negaranya. Tentara Jepang masih menduduki sebagian wilayah Indonesia, tak segan KH. Mahrus Aly mengajak santri Lirboyo melucuti senjata militer Jepang dengan berbekal ilmu dan strategi yang diperoleh dari Kamikaze.

Membahas masalah santri dan kemerdekaan bagaikan membahas air dan sungai, keduanya tidak dapat dipisahkan. Perjuangan memeiliki empat waktu yakni; perjuangan untuk merdeka, perjuangan ketika proklamasi kemerdekaan, perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dan perjuangan mengisi kemerdekaan. Keempat perjuangan tersebut tidak dapat dipisahkan dari para pejuang di Indonesia termasuk para santri dan kiai. Peran santri merupakan ruh bagi negara Indonesia sendiri. Kedudukan santri dan kiai memiliki eksistensi tinggi dalam membangun negeri.

Mari gaungkan kembali ingatan negeri atas peran dan kontribusi kiai dalam memperjuangkan kemerdekaan. Karena kemerdekaan hakikatnya adalah model kehidupan yang bisa menyuarakan perbedaan dan menghubungkan Islam dan negara. Hal ini dan seterusnya kewajiban negara dan pemimpin bangsa adalah memberikan wujud penghormatan kepada sejarah pesantren dan sejarah perjuangan kiai dan santri.

Pesan sederhana yang kita dapatkan, semoga dapat mengukuhkan jiwa kebangsaan dan juga nilai kebajikan untuk menjaga keutuhan bangsa. Bagi kita sebagai pemuda kalau tidak bisa meniru perjaungan kiai, jangan memperkeruh stabilitas keadaan bangsa ini. Kalau tidak bisa berperan minimal tidak baperan. Jika tidak bisa ikut bertempur minimal di kelas tidak tertidur.

Wallau a’lam.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like