Mengenal Mendalam Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad Saw
Apa yang terlintas dipikiran kalian jika mendengar kata Rajab?
Mungkin kita berpendapat, bahwa Rajab adalah salah satu dari empat bulan yang dimulikan dan diharamkan perang. Ya, Rajab adalah salah satu bulan yang istimewa dalam Islam. Tapi, apakah kita pernah berpikir kenapa Rajab bisa istimewa? Tentu pertama, karena diistimewakan oleh dzat yang istimewa, ternyata Rajab juga memiliki suatu peristiwa yang istimewa yang dilakukan oleh orang yang istimewa pula. Ya, peristiwa itu adalah Isra Mi’rajnya Nabi Muhammad Saw di tanggal 27 Rajab.
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
Mahasuci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.
Untuk itu, sebenarnya apa itu Isra Mi’raj? Isra Mi’raj terbentuk dari dua kata, yaitu Isra dan Mi’raj. Kata Isra itu merupakan bentuk masdar dari kata kerja اسرى يسري اسراء berasal dari akar kata سرى يسري سراية yang berarti, ’berjalan di malam hari.’ Dan Mi’raj diambil dari kata عرج yang berarti ‘naik’ atau ‘mendaki’. Alat yang digunakan untuk naik dinamai معراج. Jadi, Mi’raj secara harfiah berarti ‘tangga’. Jika dibahasa enaknya, Isra itu perjaalanan bumi yang dimulai dari Masjidil Haram, Mekah sampai Masjidil Aqsa, Palestina. Dan Mi’raj adalah perjalanan langit yang dimullai dari Masjidil Aqsa sampai Qaba Qausain Aw Adna dan bertemu dengan Allah Swr.
Dalam perjalanan Isra Mi’raj ini, Nabi menaiki suatu kendaraan yang dinamai buraq. Sebenarnya seperti apa penggambaran buraq? Buraq diambil dari akar kata barq yang berarti kilat. Penamaan ini dipilih lantaran binatang surga ini memang bagai kilat dalam hal kecepatannya.
Dari buku Rihlah Semesta Bersama Jibril As yang menukil dari kitab Fath al-Bariy, vol. 3, h. 475, ’Ibn Abbas menuturkan bahwa buraq memiliki pipi seperti pipi manusia, mempunyai surai seperti surai kuda, empat kakinya mirip kaki unta, berkuku dan berekor seperti sapi, dan di dadanya terdapat permata yaqut merah.’ Ada juga ulama yang meyebutkan bahwa buraq berwajah mirip manusia tetapi bertubuh seperti kuda dengan postur lebih pendek dari bigal dan lebih tinggi dari keledai, di antara kedua matanya tertulis dua kalimat; la ilaha illa Allah dan Muhammad rasul Allah, serta memiliki kaki seperti kepunyaan sapi dan berekor seperti ekor kijang.
Dalam Isra Mi’raj ini terjadi beberapa tingkatan perjalanan yang cukup panjang. Berikut runtutan perjalanannya;
Dari Masjidil Haram, Mekah sampai Masjidil Aqsa, Palestina.
Jarak dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa adalah 1239.42 km atau setara 1 jam 52 menit jika menggunakan pesawat. Pada perjalanan ini, beliau ditemani jibril tidak langsung ke Masjidil Aqsa, tapi juga sempat menyinggahi beberapa tempat bersejarah; seperti Taibah, Madyan, Gunung Tursina, Betlehem. Setelah itu, di Masjidil Aqsa, beliau, Nabi Muhammad Saw mengimami sholat seluruh Nabi Allah Swt.
Langit kesatu sampai ketujuh.
Lalu, Nabi beserta jibril sampai di gerbang-gerbang langit yang dijaga oleh para malaikat. Setiap kali ingin masuk malaikat itu bertanya, ’dengan siapa ini?’, ’ini jibril As’, ’bersama siapa engkau?’, ’Muhammad’, ’apakah dia telah diutus untuk mi’raj?’, ’iya’, ’Marhaban, selamat datang!’ Di setiap langit beliau juga bertemu dengan para nabi terdahulu. Di langit kesatu bertemu dengan Nabi Adam As, langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Yahya As, langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf As, langit keempat bertemu dengan Nabi Idris As, langit kelima bertemu dengan Nabi Harun As, langit keenam bertemu dengan Nabi Musa As, langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim As. Di langit ketujuh pula letak Baitul Makmur, Surga, Neraka, Akar dan Batang Sidratul Muntaha.
Ruang di atas langit ketujuh.
Perjalanan Nabi masih berlanjut. Setelah langit ketujuh, Nabi naik lagi menuju Al-Kursi yang menjadi puncak Sidratul Muntaha. Di sini jibril tidak bisa menemani, karena wilayah yang sudah berbeda. Jika memaksa, maka jibril akan terbakar oleh al-anwar al-ilahiyyah atau cahaya-cahaya ilahiah. Lalu, Nabi naik ke Mustawa Sarif Aqlam, Rofrof, Al ’Arsy, Hadrah Qudsiah, Qaba Qausain aw Adna, lalu menghadap Allah Swt. Setelah pertemuan penuh kerinduan antara kekasih dan yang dikasih itu, sholat diberikan sebagai oleh-oleh perjalanan. Dan pertemuan dengan Nabi Musa di langit keenam menjadikan bilangan sholat dari 50 rokaat menjadi 5 rokaat. Jadi, cara kita mendalami makna Isra Mi’raj bisa dengan memperbaiki dan khusyu’ dalam sholat.
***