Menghindari Pamer dan Suudzon dalam Bermedsos
“Orang-orang yang mengupload konten batil saja tidak malu, masak kita mau mengupload ilmu yang baik malah malu” Begitu dawuh Gus Reza pada Ngaji Jum’at (07/08) Siang, supaya santri-santri percaya diri ketika bermedsos, hal itu guna mengimbangi konten Media sosial yang didominasi hal-hal negatif dan condong mengarah ke perkara maksiat.
Namun beliau mewanti-wanti, ketika mengupload konten di Medsos untuk diniati dakwah dan li i’lai kalimatillah tidak untuk terkenal maupun bertujuan Viral.
Sebaliknya, bagi penikmat konten alias netizen pun beliau berpesan untuk tidak su’udzon ketika ada yang mengupload tentang ilmu agama. Tidak boleh menganggap orang itu pamer, riya’, biar masyhur dan semacamnya. Harus tetap berhusnudzon kalau tujuan dia adalah dakwah. Begitu dawuh beliau, yang kemudian diakhiri pamitan untuk Umroh.
ketika kita Upload sesuatu kebaikan, Kita kadang dihadapkan pada posisi ‘Takut dikatain orang’, nanti dikira sok suci, sok alim dll.
Kalau itu dibiarkan maka jangan kaget dunia Medsos, Fyp TikTok , trending YouTube dan hal-hal Viral lainya dipenuhi oleh kebathilan.
Maka itu semua kembali ke niat, dan niat itu tidak nampak, kita tidak bisa memvonis uploadan itu niatnya pamer atau memang dakwah, riya’ atau li i’lai kalimatillah.
Saya teringat ucapan Fudail Bin Iyadh ”
العمل لأجل الناس شرك، وترك العمل لأجل الناس رياء
“Beramal karena manusia adalah kesyirikan dan meninggalkan amal karena manusia adalah riya.”
Nah, bila kita beramal biar viral maka berpotensi syirik, bila batal beramal karena takut dianggap sok suci dll. maka kita riya’.
Kembali lagi ketika mau upload kita niati yang baik, minimal tahaduss bi’nikmah dan tidak berbau pamer.
Nah, bagi netizen pun juga jangan sampai Suu’dzon terhadap orang yang memosting, karena kita tidak tahu motifnya apa.
Seperti yang didawuhkan Imam Ghozali dalam Ihya’nya,
اعلم أن سوء الظن حرام مثل سوء القول فكما يحرم عليك أن تحدث غيرك بلسانك بمساوئ الغير فليس لك أن تحدث نفسك وتسيء الظن بأخيك ولست أعني به إلا عقد القلب وحكمه على غيره بالسوء
“Ketahuilah, buruk sangka diharamkan sebagaimana buruk perkataan. Sebagaimana diharamkan menceritakan keburukan orang lain dengan lisanmu, kamu juga tidak boleh menceritakan dirimu dan berburuk sangka kepada saudaramu. Yang saya maksud tidak lain adalah keyakinan dan kemantapan hati atas keburukan orang lain,”.
Jangan sampai kita Suudzon terhadap konten agama dan ilmu, eh disisi lain Menikmati konten bathil.
Nah, terakhir bagi produsen konten bathil apalagi yang mempertontonkan Auratnya itu, ingat Nabi pernah Bersabda,
كلّ أمّتي معافى إلّا المجاهرين
“Setiap umatku akan mendapat ampunan, kecuali mujahirin (orang-orang yang terang-terangan berbuat dosa).”
Maka sangat perlu sikap Bijak dalam bermedsos.
“Sampean itu spesial, sebelum berangkat umroh Ngaji dan ketemu kalian, nanti pulang tanggal 20, besoknya ngaji dan ketemu kalian lagi,” Pungkas Gus Reza pada ngaji Kitab Adabu dunyya Waddin kala itu. Motivasi santri untuk tetap semangat mengaji.
sekian Wallohu a’lam.