Setiap manusia pasti akan menemui ajal, hal ini juga tidak terlepas dari kuasa Allah Swt, bahwasanya umur, rezeki dan jodoh berada dalam ketetapannya, walaupun manusia masih diberi kesempatan untuk menggapai itu semua dengan jalan ikhtiar atau berusaha semaksimal mungkin.
Seperti rezeki, kita dapat memperolehnya melalui semangat kerja, berdagang, bertani dan sebagainya, masalah hasil dipasrahkan melalui keputusan Allah Swt, tapi jangan lupa! Ikhtiar diiringi juga dengan berdoa.
Begitu juga dalam menentukan pasangan hidup, apabila seseorang memperbaiki kelakuan dan akhlaknya, maka itu sama saja bentuk perjuangan agar jodoh kita dari orang baik-baik. Sedangkan umur adalah waktu dimana manusia diberi kesempatan agar memperbanyak pahala dan mengurangi kemaksiatan, dalam sebuah hadis shahih, Nabi Saw bersabda:
أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ الَّلذَّاتِ اَلْمَوْتِ
Artinya: Perbanyaklah mengingat hal yang dapat memutus kenikmatan-kenikmatan, salah satunya kematian (HR Ibnu Hibban, An-Nasai dan lainnya). Ada banyak amalan dan perbuatan supaya tetap ingat terhadap kematian sehingga dapat mempertebal iman, sadar kalau hidup di dunia hanya sebuah kendaraan untuk menuju nikmat surga yang penuh kenikmatan.
Amalan-amalan tersebut antara lain, Tahlilan, Haul Orang Tua dan Ulama, Yasinan Malam Jum’at dan sebagainya.
Tahlilan merupakan tradisi umat islam yang sudah ada sejak zaman dahulu dan bukan bersumber dari warisan Hindu Budha, karena tahlilan sendiri berisikan kalimat-kalimat dzikir, seperti La Ilaha Illa Allah, bacaan surat Al-Fatihah, Al-Ikjlas dan Al-Mu’awwidzatain serta banyak lainnnya. Tradisi ini dilaksankan bertujuan untuk menghadiahkan pahala pembaca kepada orang yang telah meninggal
Disarikan dari Kitab Bughayatul Mustarsyidin, karangan Abdurrahman Ba’Alawi Al-Haidlarami, terdapat sebuah keterangan,
“Dalam satu pendapat Ulama Syafi’iyah tahlil bisa sampai secara mutlak (baik di masjid, rumah ataupun di kuburan). Ini adalah pendapat tiga madzhab. Bahkan Ibnu Sholah berkata: “Dianjurkan yakin dengan manfaat do’a: Ya Allah, sampaikanlah pahala yang kami baca untuk ruh si fulan….”
Maka dari itu tahlilan adalah bentuk amalan mulia, sebab banyak pahala keberkahan jika kita melaksanakan, baik itu bagi si pembaca maupun terhadap arwah yang didoakan.
Yasinan Malam Jum’at.
Salah satu kebiasaan yang populer di malam jum’at adalah membaca Surat Yasin, kegiatan ini menjadi rutinitas bagi sekelompok anggota masyarakat, di lingkungan pesantren hingga organisasi keagamaan, surat ini juga memliki fadhilah keutamaan, diantaranya sebagai berikut: Bisa menghilangkan rasa takut/ tidak nyaman, jika memiliki hajat bisa terpenuhi, ketika dibaca pada malam hari maka keluarga kita dalam lindungan Allah Swt hingga subuh/ fajar, dapat menjadi washilah (lantaran) meringangkan mayit dari siksa kubur (keterangan lebih lengkap; Kitab Tafsir Yasin karangan Syeikh Hamami Zadah Rahimahullah.)
Haul Ulama dan Orang Tua
Haul memiliki arti tahun, dengan memperingati sekaligus mendoakan di setiap tanggal wafatnya ahli kubur ketika telah mencapai satu tahun, berdasarkan Riwayat Hadist Shahih
“Diriwayatkan dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimi, ia berkata: Nabi Shallahu alaihi wasalam mendatangi kuburan syuhada’ tiap awal tahun dan beliau bersabda: “Salam damai bagi kalian atas kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.”
Tujuan diadakannya haul tak lain dan tak bukan untuk kembai menapak jejak keteladanan beliau semasa hidupnya, apalagi jika beliau adalah guru kita, sebagai murid tentunya bisa diibaratkan bahwasanya menghadiri haul ulama dan guru-guru sama saja dengan menguatkan taaluq agar ilmu yang diperoleh masih sambung,
Terkait hal ini, Al-Hafidz Ibn Hajar mengutip dari ahli hadist:
قَالَ ابْنُ بَطَّالٍ: وَفِيْهِ أَنَّهُ يَنْبَغِي ذِ كْرُ سِيَرِ الصَالِحِيْنَ وَتَقَلُّلِهِمْ فِي الدُّنْيَا لِتَقِلَّ رَغْبَتُهُ فِيْهَا
Ibn Baththal berkata: “Dalam Riwayat ini dianjurkan menyebut kisah-kisah orang shaleh dan kesederhanaannya terhadap duniawi, tujuannya agar tidak cinta dunia.” (Fathul Bari Juz VII).
Berhubung, sebentar lagi akan ada Haul Guru kita, Almarhum Almaghfurlah KH. Imam Yahya Mahrus yang ke 12, mari bersama-sama datang dengan keluarga ataupun rekan alumn untuk menghadiri haul beliau, mengharap barokah dari masyayikh kita.
Sekian, Semoga Bermanfaat.
Wallahu A’lam.