Menilik Kebenaran Zodiak Bolehkah dalam Islam?
Dari dulu hingga sekarang, eksistensi zodiak seakan tak pernah pudar.Banyak diantaranya percaya akan ramalan bintang atau zodiak hanya untuk sekedar melihat ramalan masa depan atau sifat kepribadian. Saking percayanya,setiap minggu kabar zodiak pasti ditunggu-tunggu oleh banyak orang tentang informasi terbaru zodiaknya masing-masing.
Hal ini memang sudah lumrah terjadi pada banyak kalangan, terutama remaja. Sering kali kita temukan biasanya pada situs-situs internet ataupun semisal penerbitan majalah,buletin dan koran. Bahkan pergeseran teknologi saat ini yang sudah memasuki digitalisasi dan internetpun, zodiak dan astrologi masih menjadi pengisi wajib laman situs berbagai media online.
Melihat menjamurnya situs-situs di internet yang mengulas tentang kabar terbaru zodiak tentang ramalan dan informasi, bisa kita ketahui bahwa zodiak masih memiliki tempat di hati Sebagian besar masyarakat di dunia, termasuk Indonesia. Biasanya dengan membaca zodiak tersebut, kebanyakan orang mengharapkan kemungkinan-kemungkinan baik yang akan terjadi di masa depan.
Sebenarnya apasih itu zodiak?
Zodiak diambil dari bahasa Yunani, Zoodiacos Cyclos yang artinya Lingkaran Hewan. Banyak pakar horoskop menyebutkan bahwa sebelum angka Yunani kuno menerapkan paten nama akan zodiak, bangsa Mesir kuno-lah yang terlebih dahulu menciptakannya sekitar abad ke-4 sebelum masehi (SM).
Apakah ramalan zodiak sebenernya akurat atau tidak?
Secara Ilmiah jawabannya adalah tidak. karena menurut validasi subjektif, orang-orang hanya fokus pada hal yang mereka anggap benar dari sejumlah analisis umum. Maka Ketika mereka melihat tentang ramalan zodiak dan kebetulan benar,mereka cenderung mempercayainya. Akan tetapi, jika ramalan zodiak mereka anggap meleset dan salah, mereka akan cenderung mengabaikannya. Hal tersebut sudah menjadi tradisi lama yang telah mandarah daging pada pikiran manusia.
Lalu bagaimana menurut kacamata hukum islam ?
Sebenarnya, ketika berbicara tentang zodiak sudah tentu tak lepas dari salah satu makhluk Allah yang diciptakan begitu indah yaitu soal bintang. Pastinya dibalik penciptaan tersebut terdapat rahasia-rahasia Allah yang tunjukkan pada tanda-tanda tertentu.
Pada dasarnya semua itu tergantung pada kekuasaan Allah SWT. jadi mempercayai ramalan bintang itu tidak seharusnya. Jika kita mempercayai ramalan bintang 100 persen berarti sama halnya kita menyandarkan kekuasaan Allah pada sebuah ramalan padahal kekuasan Allah itu tidak terbatas hal itu.Pada hakikatnya Allah lah yang mengetahui akan sesuatu yang gaib termasuk akan masa depan. Seperti dalam Firman-NYA yang berbunyi:
بل ا درك علمهم في الاخرة بل هم في شك منها بل هم منها عمون
Katakanlah(Muhammad),”Tidak ada sesuatupun di langit dan dibumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.(Q.S An-Naml:65)
Jika kita terlalu mempercayai ramalan ,lalu ramalan tersebut tidak sesuai dengan keinginan kita,maka jangan berputus asa.Segala sesuatu itu tidak lepas dari kekuasaan Allah SWT. Orang Islam yang beriman tentunya akan menyandarkan segala sesuatu yang terjadi pada kuasa Allah SWT. Oleh karena itu membaca ramalan zodiak tidak seharusnya 100 persen kita percaya, namun hanya sekedar menjadi bahan refleksi saja.
Jika ada ramalan zodiak yang baik tidak ada salahnya dijadikan sebagai inspirasi dan motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Namun tetap tidak melupakan kehendak dan kuasa Allah SWT yang menghendaki kita menjadi lebih baik.
Nah sudah dapat diketahuikan, mengapa mempercayai ramalan zodiak tidak diperbolehkan. Ketika ramalan zodiak dipercayai 100 persen, tentunya hal itu akan menimbulkan unsur menuhankan zodiak. Dari sinilah para Ulama mengkhawatirkan adanya kemusyrikan sebab terlalu mempercayai dan meyakini ramalan zodiak. Sekali lagi berhati-hatilah terhadap ramalan zodiak. Segala sesuatu yang gaib sudah diatur oleh Sang Maha Kuasa. Hanya Allah yang mengetahui goresan takdir dan masa depan yang akan terjadi di dunia.
Penulis : Salma Mawaddah Mas’udi
Editor : Alifia Azzahra