web analytics

Menjadi Hamba yang Bersyukur

Menjadi Hamba yang Bersyukur
1 0
Read Time:3 Minute, 57 Second

Setiap  makhluk ciptaan Tuhan telah diberikan rezeki masing-masing, mulai dari yang terkecil sampai yang terbesar. Sang Kholiq tak akan pernah melewati jatah rezeki makhluknya, dengan hal ini menjadi bukti bahwa Tuhan Maha Adil nan bijaksana. Terkhusus manusia, seorang makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna sejagat raya, dan mendapat mandat untuk memimpin bumi sebesar ini. Seperti yang terdapat dalam Al-Qur’an Surah Al-Baqoroh Ayat 30:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُون

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Dengan hal itu tentunya menjadi bukti kuat bahwa manusia sangat istimewa dengan kelebihannya. Tentunya menjadi hal yang patut disyukuri. Manusia diberikan kelebihan dibanding makhluk lainnya, seperti apa contohnya? Ya, manusia memiliki akal dan nafsu. Itulah nikmat atau kelebihan unggul manusia dibanding makhluk lainnya.

Lalu bagaimana dengan malaikat? Malaikat merupakan makhluk yang paling taat kepada Tuhannya, tetapi hal itu terjadi karena malaikat tak memiliki nafsu. Dari segi rupa makhluk, manusialah yang paling sempurna bentuknya. Apapun telah Tuhan berikan kepada manusia dari nikmat  bernafas setiap detiknya sampai nikmat paling besar yaitu memimpin bumi ini.

Apakah manusia masih merasa kurang dengan nikmat dan rezeki sebanyak dan sebesar itu? Apakah manusia masih belum bisa berterima kasih dan bersyukur atas pemberian Tuhan yang luar biasa itu. Bersyukur merupakan jawaban yang paling tepat menjadikan hamba bertakwa dan berterima kasih kepadanya. Sudah seharusnya manusia tahu diri atas nikmat dan rezeki yang Tuhan berikan. Bukan kok malah sebaliknya, masih bersikap kufur atau merasa kurang dengan pemberian Tuhan yang sifatnya sementara ini.

Kendati demikian, walaupun toh sebagian persepsi orang mengatakan bahwa manusia memang hakikatnya selalu kurang dan kurang, tetapi hal itu tak bisa dibuat alasan untuk bersyukur. Allah swt berfiman dalam Al-Qur’an agar hambanya selalu bersyukur atas karunia yang tiada tara ini. Entah itu dimulai dari hal yang kecil ataupun hal yang paling besar. Coba kita pikir kembali, ada beberapa kalimat bersyukur dalam Al-Qur’an yang diperuntukan pada hambanya. Seolah-olah menjadi indikasi atau sindiran bahwa manusia secara naluri memang sulit untuk bersyukur.

Dengan bersyukur juga menjadikan kita mendapatkan tambahan nikmat yang lain, karena setiap hal yang diterima dengan lapang dada pasti akan mendapatkan stimulus lainnya. Seperti yang tertera dalam Al-Qur’an:

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

“(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”

Keterangan yang terlampir dalam Al-Qur’an mengindikasikan bahwa Tuhan memang sangat sayang dan pengasih bagi hambanya. Bayangkan saja, kita sudah diberikan nikmat sebesar ini, dan hanya diperintah untuk bersyukur atau qona’ah (menerima) bisa mendapatkan nikmat yang lebih banyak lagi.

Maka dari itu dalam kehidupan sosial terutama dalam adat jawa ada istilah “urip kuwi sawang sinawang” hidup itu saling melihat lainnya, dalam artiyan melihat di bawah kadar kepemilikan kita. Dari itu bisa timbul rasa bersyukur dalam benak hati kita, semisal kehidupan yang kita rasakan hari ini. Mungkin kita masih ada yang kurang puas dengan kehidupan yang kita jalani. Acapkali kita masih merasa ingin lebih dengan yang kita miliki perhari ini, padahal terkadang kehidupan yang kita merasa masih kurang atau masih kita keluhkan. Bisa jadi didambakan seorang yang stratanya di bawah kita. Dalam sebuah hadist Rosulullah SAW menjelaskan:

عن ابي هريرة قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أنظروا الى من أسفل منكم ولاتنظروا الى من هو فوقكم فهو أجدر أن لا تزدروا نعمة الله

“Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, Rasulullah bersabda, ‘Lihatlah orang di bawah kalian. Jangan melihat orang di atas kalian. Itu lebih baik agar kalian tidak mengingkari nikmat Allah,’” (HR Muslim).

Itulah sebabnya mengapa kita harus bersyukur dan menerima atas apa yang kita miliki. Tentunya Tuhan telah memberikan rezeki pada hambanya sesuai ketetapan-Nya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %

Average Rating

5 Star
0%
4 Star
0%
3 Star
0%
2 Star
0%
1 Star
0%

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

You might also like