Menjauhi Ilmu Hitam, Penyebab Hidup Kelam
Persoalan Dukun dan Ilmu Hitam menjadi hal yang sering kita dengar akhir-akhir ini, banyak yang mengatasnamakan pengobatan tradisional tetapi malah berkedok perdukunan, adalagi karena tidak suka dan dengki terhadap seseorang, ilmu hitam jadi alternatif untuk mencelakai, dan yang paling laris, mempelajari ilmu hitam untuk memperkaya diri, walaupun sesuatu yang berharga harus rela untuk diberi.
Mengenai Ilmu Hitam, para ulama telah memberikan pengertian, diantaranya:
Hadist Yang diriwayatkan oleh Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ خَمْرٍ ، وَلَا مُؤْمِنٌ بِسِحْرٍ ، وَلَا قَاطِعُ رَحِمٍ
”Tidak akan masuk surga pecandu khamr, orang yang percaya pada sihir, Dan pemutus tali silaturahmi.” dari hadits tersebut terdapat keterangan bahwasanya terdapat tiga golongan manusia yang tidak akan masuk surga, tukang mabuk-mabukan, pemutus tali silaturahmi, dan tentunya sihir, jadi sudah jelas, bahwa kalian sebagai seorang mukmin yang bertaqwa, jauhi sihir karena menjadi sebab musabab seorang mu’min tidak masuk ke surganya Allah Swt.
Selain Ilmu sihir yang beraliran hitam, terdapat juga istilah yang sering beredar di masyarakat yaitu ilmu putih, sebagaian orang menganggap ilmu ini merupakan lawan dari ilmu hitam, lalu apakah ilmu putih itu juga diperbolehkan, walaupun terdapat hal-hal ghaib yang berpotensi menimbulkan kesan syirik? Namun, bukan berarti yang dikatakan si pesulap merah melalui akun media sosialnya bahwa ilmu merahnya merupakan yang benar, kajian seperti ini sebenarnya sudah dibahas oleh para ulama dengan berpegangan pada ajaran islam (Al-qur’an, Hadits, Ijma’, dan Qiyas),
Perihal pertama mengenai ilmu putih didasarkan pada amalan-amalan yang diperbuat, jika seseorang mengatasnamakan mengamalkan ilmu putih tetapi tetap berhubungan dengan bantuan jin maupun syaithon itu termasuk hal yang dilarang,
وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا
“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan” (QS. Al-Jin: 6).
Karena sebenarnya, Naudzubillah, jika kita sampai diserang dengan perkara-perkara ghaib, entah itu paku yang terdapat dalam tubuh, muntah rambut, hingga diganggu langsung oleh makhluk-makhluk menyeramkan, tak lantas kita menyerang balik dengan menggunakan ilmu hitam juga, perilaku tersebut tidak diperbolehkan, termasuk perbuatan Nusyrah (Menangkal Santet dengan ilmu dukun, melawan sihir dengan sihir), Rasululullah melarang umatnya untuk melakukan Nusyrah, Diriwayatkan dari Jabir Bin Abdillah RA, Rasulullah berkata
سُئِلَ رَسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم عن النُّشْرةِ، فقال: هو من عَمَلِ الشَّيطانِ
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam pernah ditanya tentang nusyrah. Beliau menjawab: itu adalah amalan setan” (HR. Abu Daud).
Dua keterangan tersebut dapat menjadi alasan dilarangnya mempelajari, mengkaji, ataupun melakukan praktek ilmu hitam, lebih banyak Mudhorot ketimbang manfaat! Salah satu guru kita, Alm. KH. Mahrus Aly juga melarang santrinya untuk berkecimpung dalam ilmu hitam dan perdukunan, hal itu disaksikan sendiri oleh salah satu alumni lirboyo, Bapak Dr. Hasanuddin, menurut kesaksian beliau, Mbah Mahrus dulu pernah dawuh “Aku tidak rela santri-santriku jadi dukun. Aku pingin Santriku jadi pejuang.” Sebagai santrinya kita harus mengikuti apa yang beliau dawuhkan, daripada mengisi hari-hari dengan hal negatif, macam perdukunan ini, lebih baik kita isi dengan berjuang, melalui belajar dengan semangat menggelagar.
Wallahu A’lam